RN - Salah seorang Pengusaha di Bekasi, Drs. Andy Iswanto Salim menyikapi perihal permasalahan mantan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi yang terjaring dalam OTT oleh Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku merasa miris kalau hingga saat ini belum ada Stakeholder yang menyatakan sikap bahwa Korupsi adalah musuh bersama.
"Maraknya pemberitaan Korupsi yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap mantan Walikota Bekasi, Pepen dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Kota Bekasi berserta beberapa Pejabat Pemerintah Kota Bekasi namun hingga kini tidak ada satu pun dari stakeholder di Kota Bekasi baik Ormas, LSM serta Lembaga-lembaga di Kota Bekasi seperti MUI, NU, Muhammadiyah, PPP, DMI termasuk Lembaga Kajian dan Lembaga Kerohanian lainnya yang menyatakan bahwa korupsi musuh bersama di Kota Bekasi," tegas Andy Salim - sapaan akrabnya, Selasa (25/1/2022).
Andy Salim merupakan pembeli dari Asset Gedung Partai Golkar Kota Bekasi yang berlokasi di Jl. Jenderal Ahmad Yani, No.18 RT.05/RW.02, Kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat mengaku kalau dia menginginkan agar KPK membuat miskin para pelaku Koruptor setidaknya mulailah dari Kota Bekasi dimana Korupsi sudah mewabah, dari lapisan bawah sampai pada Anggota Dewan yang sepatutnya dihormati.
BERITA TERKAIT :Tom Lembong Curhat, Jalankan Perintah Jokowi Soal Impor Gula Tapi Berakhir Bui
Tom Lembong Seret Mantan Mendag, Kejagung Sepertinya Masuk Angin?
"Inilah fakta riil yang terjadi di Kota Bekasi ketika sebagian kita berjuang agar KPK berani menuntaskan para pelaku koruptor di Kota Bekasi maka disisi lain muncul lah para penggiat anti korupsi yang terteror, dibenci, bahkan di ancam. Jadi, sepertinya masih ada sebagian orang yang mengkultus Pepen yang ditangkap KPK karena memperkaya diri sendiri, keluarganya juga kroni-kroninya. Ini menandakan bahwa korupsi di Kota Bekasi sudah tersistem dan tidak bisa dihilangkan karena masih banyak elemen terkontaminasi korupsi, mulai dari Sajadah Sampai Haram Jadah Ini lah gambaran di Kota Bekasi," tegas Andi Salim.
Andi Salim menambahkan, kejahatan yang luar biasa yang dibalut dengan kebaikan bahkan modusnya memberikan bantuan sosial pada masyarakat bahkan yang lebih jahat lagi juga malah menggunakan modus sumbangan buat mesjid hingga merampas keringat para ASN dengan melakukan pemotongan gaji, ini bukan saha jahat tapi serakah.
"Jujur, miris kita melihat korupsi di Kota Bekasi yang mana sudah mewabah dan menjadi hal yang sudah biasa sebuah kejahatan yang dibalut dengan kebaikan maka kejahatan itu sudah menjadi hal biasa dan tersistem dengan begitu kuatnya. Kalau sampai pada para penggiat korupsi yang akhirnya malah ikut menjadi pelaku korupsi dan meligitimasi korupsi di Kota Bekasi maka makin sengsaralah Rakyat Jelata," paparnya.
Jadi, lanjut Andy Salim, jangan sampai masyarakat apatis melihat korupsi disemua elemen di Kota Bekasi, lalu sudah tidak ada lagi WBK (Wilayah Bebas Korupsi), yang ada Wilayah Banyak Korupsi karena masih banyaknya para Oknum Kepala Dinas sampai ditingkat bawah koruptip sifatnya.
"Ikan atau udang itu busuknya di mulai dari Kepala. Kami juga meminta kepada KPK agar mengusut sampai ke akar-akarnya dana yang di maling Pepen yang mengalir ke anak-anaknya atau keluarganya. (Sapaan akrab Rahmat Effendi," pungkasnya.