Jumat,  22 November 2024

Desakan Edy Rahmayadi Mundur dari Posisi Ketum Bikin PSSI Goyang?

ERY
Desakan Edy Rahmayadi Mundur dari Posisi Ketum Bikin PSSI Goyang?
Ketum PSSI Edy Rahmayadi - Net

RADAR NONSTOP - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Yoyok Sukawi, mengungkapkan bahwa desakan agar Ketum PSSI Edy Rahmayadi mundur cukup mengganggu. Hal ini menyusul hasil buruk Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Di Piala AFF 2018 ini, Timnas Indonesia tidak berhasil lolos dari penyisihan Grup B. Tim Garuda kalah bersaing dengan Thailand dan Filipina yang berhasil lolos ke semifinal. Bahkan, tagar #EdyOut bermunculan di media sosial.

“Kalau mengganggu pasti mengganggu ya, #EdyOut. Tentu saja Ketum PSSI mendengar itu. Tentu saja itu menjadi pembicaraan di kami ya,” ujar Yoyok.

BERITA TERKAIT :
Kevin Diks Dilirik Klub Liga Utama Jerman
Ole Romeny Bela Skuad Garuda Maret 2025

Terkait hal tersebut, Yoyok memiliki pendapat sendiri. Menurut Yoyok, sebaiknya kepengurusan PSSI yang ada saat ini diberi kesempatan sampai masa periodenya selesai yaitu 2020.

“Kepengurusan PSSI ini kan sempat dihentikan di tengah jalan. Dan apa hasilnya tidak bagus. Kalau ini dihentikan lagi justru itu tidak baik. Kalau saya melihat memang ada pihak-pihak yang menginginkan itu. Kalau menurut saya, sebaiknya kepengurusan ini diselesaikan sampai akhir masa periode,” jelas Yoyok.

Terkait kegagalan Timnas Indonesia, Yoyok menjelaskan, PSSI harus mengakui bahwa memang prestasinya masih buruk. Oleh karena itu, Yoyok mengungkapkan, harus ada perbaikan-perbaikan di masa mendatang.

Sementara itu, sorotan terhadap PSSI kembali mengalir dari berbagai pihak seusai Timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2018. Kali ini, datang dari anggotanya sendiri yaitu, Asosiasi PSSI Provinsi Jawa Barat yang menganggap kegagalan Tim Garuda akibat dari kompetisi yang berjalan amburadul.

Ketua Umum Asosiasi PSSI Jabar, Tommy Apriantono, menegaskan hal ini terjadi karena masih banyak anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang juga memegang jabatan di klub.

“Ketum dan Exco tak usah lagi menjabat di klub kalau sudah di PSSI. Mereka kan bisa menjual klub tersebut dan memberikan keterangan bahwa yang bersangkutan sudah tak punya wewenang lagi di klub. Sebab, ini bisa menimbulkan dampak negatif dengan perkembangan kompetisi,” tutur Tommy.

Lebih lanjut, Tommy juga melihat masih banyak pemilik klub di Indonesia yang mempunyai tim lebih dari satu. Ia menyebutkan bahwa PSSI terkesan membiarkan aturan dari FIFA mengenai kepemilikan klub.