Selasa,  14 May 2024

Harga Telur Terus Meroket, Pendapatan Pedagang Menipis

RN/CR
Harga Telur Terus Meroket, Pendapatan Pedagang Menipis

RADAR NONSTOP - Harga telur di sejumlah pasar tradisional terus meroket. Bahkan saat ini, harga perkilogramnya tembus Rp 26.000. Tentu saja kondisi ini membuat pendapatan pedagang turun drastis.

Nano (47) salah satu pedagan di pasar Munjul Jakarta Timur mengatakan kenaikan harga telur sudah mulai sejak sepekan ini. 

"Sekarang naik mas, ini aja harganya sudah Rp 26000. Makannya kita juga pusing ni kalo udah mulai naik begini," kata Nano, Rabu (5/12/2018).

BERITA TERKAIT :
Soal Telur Asin, JPS: Ketua DPRD DKI Itu Orang Jawa Dan Gak Mungkin Melecehkan 
Harga Telur Gila, Emak-Emak: Menterinya Lagi Sibuk Copras Bin Capres

Diungkapkan Nano, kenaikan harga telur yang terus meroket tersebut baru beberapa pekan ini. Padahal biasanya harga telur berkisar Rp 20000. Namun kini justru melambung, sehingga dirinya pun terpaksa harus mengurangi stok kulakan telur.

"Belum lama, seminggu ini lah. Tadinya Rp. 20 ribu, terus naik jadi Rp. 23 ribu, naik lagi Rp. 25 nah sekarang ni baru masuk harga Rp. 26 ribu. Ya karena naik begini, kita belanja jadi berkurang," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Hamdan (48) pedagang telur di Pasar Ciracas Jakarta Timur, ia mengaku tak mengetahui apa penyebab kenaikan harga telur ini. Namun ia khawatir harga telur yang merangsak naik tersebut mempengaruhi harga bahan pokok lainnya.

"Saya ngak tahu. Mungkin aja karena emang mau natal dan tahun baru. Soalnya dari agen sendiri memang udah mahal, ini aja kita ambil untung dikit," katanya.

Ia mengatakan bahwa semenjak harga telur naik, pendapatan yang ia dapat kian menipis, belum lagi dirinya sering mendapat komplain dari para pembeli akibat telur naik ini.

"Ya ada yang ngomel-ngomel tapi ya gimana, dari sana udah naik. Ini aja kita pendapat jadi berkurang, karena kulakan kita juga dikurangi, ngak berani ambil banyak," ujarnya.

Sementara itu salah seorang pembeli, Titien (42) mengatakan pihaknya berharap kenaikan telur ini segara dapat diatasi. Terlebih dirinya membuka warung nasi yang mayoritas masyarakat lebih mencari telur sebagai lauk makanan.

"Ya berharap turun, harga Rp 20000 aja mahal sebenarnya. Apalagi saya buka warung nasi. Orang kebanyakan nyari telur dadar, tapi karena mahal ya, terpaksa dibatasi. Ya mudah-mudahan aja ngak ngaruh ke harga yang lain," harapnya.