Kamis,  31 October 2024

Soal Telur Asin, JPS: Ketua DPRD DKI Itu Orang Jawa Dan Gak Mungkin Melecehkan 

RN/NS
Soal Telur Asin, JPS: Ketua DPRD DKI Itu Orang Jawa Dan Gak Mungkin Melecehkan 
M Syaiful Jihad

RN - Pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi soal telur asin sebaiknya tidak dibesar-besarkan. Sebab, politisi yang biasa disapa Mas Prass itu adalah orang Jawa. 

Prass lahir di Kudus, Jawa Tengah. Artinya tidak mungkin Prass melecehkan telur asin dan pastinya dia paham kuliner khas pulau Jawa.

Hal ini ditegaskan Direktur Eksekutif Jakarta Public Service (JPS), M Syaiful Jihad dalam siara pers yang diterima wartawan, Sabtu (12/8).

BERITA TERKAIT :
Anies-Prass Berpelukan, Bisa Maju Jika Tak Dijegal Ridwan Kamil Cs 
PKS Belum Tentu Jadi Ketua DPRD DKI, MD3 Lagi Digarap Golkar Untuk Direvisi

Seperti diberitakan, pernyataan Prass soal telur asin disampaikan dalam rapat Badan Anggaran DPRD DKI Jakarta yang mengusulkan agar kunjungan kerja (kunker) dilakukan ke luar negeri dengan berbagai alasan.

"Konteks pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta adalah kunjungan kerja (kunker) haruslah ketempat yang lebih maju untuk mempelajari hal-hal yang berguna dalam penyelesaian masalah di Jakarta," jelas Syaiful.

Kunker ataupun studi banding seperti penanganan kemacetan, soal banjir, pencemaran udara, penanganan sampah, pariwisata dan lainnya memang sebaiknya ke daerah yang telah berhasil menangani permasalahan tersebut, bahkan kalau perlu keluar negeri.

"Jadi pernyataan itu hanya becanda, tidak bermaksud meledek, merendahkan bahkan menghina. Guyon saja," kata Syaiful.

Prass adalah pria kelahiran Jawa Tengah, penghasil atau gudangnya telor asin.

"Setahu saya, Prass itu penggemar telor asin. Jadi mana mungkin merendahkan tempat penghasil telur asin," jelasnya.

Lanjut Syaiful, hal ini tidak perlu dibesar-besarkan sehingga berkembang menjadi 'bola liar', karena masih banyak permasalahan lain yang lebih penting dan perlu untuk dituntaskan.

Pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi yang mengatakan 'daripada kunker ke Brebes, Tegal beli telur asin, kentutnya bau. Mendingan kami keluar negeri' diduga dimainkan oleh oknum yang ingin membuat gaduh.

"Sekali lagi saya yakin, tidak ada maksud untuk menghina atau merendahkan daerah lain," pungkas Syaiful.