Kenalin Nih Kevin Nizam Nabila, WNI Pertama Bekerja di Tesla Jerman
RN - Elon Musk berhasil menyulap Tesla menjadi industri mobil listrik terbesar dan menjadi perusahaan otomotif paling bernilai di dunia.
Terobosan Tesla dengan menciptakan mobil listrik telah mendorong efisiensi penggunaan bahan bakar di masa mendatang. Hal ini membuat banyak negara berlomba untuk berpartisipasi dalam proyek besar Tesla tersebut, termasuk Indonesia.
Setelah pertemuan Elon Musk dan Presiden Joko Widodo pada Sabtu (15/5/2022) lalu, Tesla berencana melebarkan sayapnya dengan membangun pabrik di Indonesia, tepatnya di Batang, Jawa Tengah.
BERITA TERKAIT :Gawat Nih, Opung Luhut Starlink Elon Musk Bisa Rusak Pengusaha Lokal
Bos Tesla Siap Bakar Duit Untuk Manchester United
Sebelum Indonesia, setidaknya Tesla telah memiliki pabrik di tiga negara yaitu Amerika Serikat, China, dan Jerman.
Pada Maret 2022 yang lalu, pabrik Gigafactory di Berlin, Jerman, akhirnya resmi beroperasi. Gigafactory terletak di sebuah kota kecil Grunheide yang terkenal sebagai penghasil batubara di Brandenburg, Jerman. Lokasinya tidak jauh dari Berlin. Pabrik ini akan memproduksi Tesla model Y dan baterai.
Kevin Nizam Nabila menjadi wargaa negara Indonesia pertama yang bekerja di pabrik produki mobil milik Elon Musk itu.
Mahasiswa Indonesia asal Jember, Jawa Timur ini menyelesaikan gelar sarjana di Technical University Brandenburg, Jerman 2017-2021. Ia mengambil spesialisasi teknik elektro dan manajemen, lalu melanjutkan studi master di University of Applied Science Brandenburg.
Sembari melanjutkan studi S2-nya, Kevin melamar kerja di Tesla Jerman pada Agustus 2021, saat pabrik tersebut belum rampung mengurus perizinan operasi ke Pemerintah Jerman. Akhirnya begitu beroperasi, Kevin bekerja mulai 16 Mei 2022 sebagai junior production engineer.
Dia bertugas dalam manufaktur serta mengoperasikan robot produksi, untuk menjaga kualitas produksi Tesla model Y.
Menurut Kevin, proses seleksi untuk menjadi pegawai Tesla cukup sulit. Sekitar bulan September awal dia mendapat jadwal wawancara lewat telepon.
"Beruntung saya kemudian terpilih untuk mengikuti interview kedua yang dilakukan pada bulan September,” tutur mahasiswa kelahiran 7 April 1997 ini melalui keterangan yang diterima Radarnonstop.co.
Interview kedua ini dilakuan secara offline sekaligus diuji tentang dasar-dasar elektro dan produksi mobil. "Saya dapat melaluinya dengan baik karena memiliki pengalaman magang sebelum masuk kuliah di Mercedes Benz di kota Rastaat, Jerman. Eh saya dikabarin lulus tapi masih nunggu kontrak kerja yang lama tidak kunjung datang sampai sebelum puasa awal April 2022 Alhamdulillah kontrak datang," ujarnya lagi.
Kevin yang juga aktif di organisasi PPI Dunia merasa bangga bisa menjadi bagian dari perusahaan listrik terbesar di dunia tersebut, apalagi dia WNI satu-satunya dan pertama.
"Hal lain yang membanggakan karena perusahaan Tesla ini mendukung keramahan lingkungan dan banggalah kita bisa ikut serta menjaga kehijauan bumi,” imbuh Kevin yang juga aktif di organsiasi PPI Dunia.
Dia bercita-cita ke depan setelah menjadi ahli di Tesla, bisa kembali ke tanah air untuk membangun Indonesia. "Saya akan mencoba untuk mengambil prorgram lanjutan dari perusahaan untuk menjadi tenaga ahli di bidang baterai mobil listrik,” ungkap Kevin.
Menurut dia, teknologi Indonesia perlu berkolaborasi dengan banyak perusahaan luar negeri dan tenaga ahli, untuk mengintegrasikannya dalam mengembangkan moderenisasi industri di Indonesia, "Serta menambahkan anggaran lebih untuk melakukan riset di bidang teknologi,” tandasnya.