RN - Menteri BUMN Erick Thohir diminta benahi investasi Telkomsel yang saat ini diduga bermasalah. Erick juga jangan terlalu rajin berpolitik.
Hal ini ditegaskan pengamat politik, Adib Miftahul. Kata dia, saham Telkomsel ke GOTO bisa berdampak sistemik. "Jangan juga bikin malu Jokowi dan Pak Erick. Kan bisa jadi batu sandungan Erick kalau masalah," tegasnya.
Diketahui, Erick sempat datang dan menghadiri acara halalbihalal Partai Nasional Demokrat (NasDem). Acara itu dilakukan di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat.
BERITA TERKAIT :Pemprov DKI Gencar Gaungkan Anti Korupsi, Coba Dong Audit Kekayaan Pejabat CKTRP?
Kursi Ketua MPR Ditukar Guling, Alhasil Golkar Dapat Jatah Menteri Banyak
Di acara itu, Erick sempat bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Kehadiran Erick pada halalbihalal Partai NasDem ini disebut-sebut sebagai langkah politik untuk masuk bursa capres NasDem.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga pun buka suara soal hal tersebut. Arya menegaskan kehadiran Erick pada acara halalbihalal Partai Nasdem sendiri tidak ada hubungannya dengan langkah politik, apalagi untuk urusan capres-capresan.
"Jadi seperti yang sering kami katakan, ini tidak ada urusan capres-capresan. Kita terfokus pada urusan kerja dan agenda-agenda BUMN," ujar Arya melalui pesan suara kepada detikcom, Minggu (22/5/2022).
Lebih jauh Arya menjelaskan Erick Thohir adalah seorang menteri yang memiliki mitra kerja beberapa politisi di DPR. Politisi-politisi tersebut pun kebanyakan berasal dari berbagai partai politik.
Maka dari itu, kunjungan Erick ke acara halalbihalal sebuah partai politik sebetulnya tidak lebih hanya untuk mempererat hubungan dengan para politisi rekan kerjanya.
"Beliau kan seorang menteri ya. Ya wajar kalau beliau (datang) ke partai-partai. Kan partai-partai ini adalah punya anggota komisi di DPR, di Komisi VI, yang merupakan counterpart-nya Kementerian BUMN dan BUMN-BUMN juga," papar Arya.
Menjaga hubungan dengan politisi pun wajar dilakukan menurut Arya. Pasalnya, Erick, Kementerian BUMN, dan para perusahaan BUMN perlu saling bekerja sama dengan hubungan yang baik.
"Apalagi kita tahu saat ini banyak juga BUMN-BUMN yang kami proses, jadi butuh kerja sama dengan partai-partai yang ada di Komisi VI. Jadi kita arahnya ke sana, nggak ada hubungan sama capres-capresan," ungkap Erick.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali ketika dikonfirmasi menyatakan kedatangan Erick tak ada sangkut pautnya dengan urusan politik. Ali menyebut Erick bukan 'orang asing' bagi keluarga Surya Paloh, maka wajar saja bila Erick mendatangi halalbihalal NasDem.
"Erick ini kan di keluarga besar Pak Surya kan bukan orang baru, sudah punya hubungan panjang lah. Nggak ada hubungan politik kok," ungkap Ali ketika dikonfirmasi detikcom.
Menurut Ahmad Ali, tak ada pembahasan soal Pilpres 2024 dengan Erick. Dia menuturkan halalbihalal kemarin bukan forum yang tepat bagi NasDem bicara pilpres.
"Tapi, apakah menyinggung pilpres? Nggak ada. Karena nanti forumnya pilpres itu adalah rakernas," terangnya.
Telkomsel Disoal MPR
Investasi PT Telkomsel di GOTO (Perusahaan merger Gojek dan Tokopedia) yang mencapai USD 370 juta atau setara Rp5 triliun disoal. Diduga investasi tersebut ada konflik kepentingan.
Hal ini ditegaskan Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan. Politisi Partai Demokrat ini mempertanyakan adanya investasi PT Telkomsel di GOTO. Apalagi kata dia, harga saham GOTO kini anjlok 50% lebih sejak IPO, hingga ke angka Rp194/lembar.
Anjloknya harga saham GOTO ini menunjukkan mungkin tidak adanya perhitungan yg matang atau risk management yg baik dalam investasi yang dilakukan PT. Telkomsel yang merupakan anak perusahaan BUMN Telkom. Harga saham GOTO turun hingga 26,9% dari harga pembelian yang dilakukan oleh PT. Telkomsel sebesar Rp265,5/lembar.
Syarief Hasan menilai, investasi yang dilakukan oleh PT. Telkomsel sangat merugikan,dan karena termasuk uang Rakyat maka penegak hukum harus mendalami kasus besar ini.
"Telkomsel yang telah menyuntik GOTO hingga Rp5 Triliun adalah uang rakyat," ungkap Syarief Hasan.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mempertanyakan potensi konflik kepentingan dalam investasi tersebut.
"Kita melihat juga adanya potensi konflik kepentingan di dalam persoalan ini. Bagaimana tidak, pemilik saham besar GOTO adalah lingkaran keluarga dari beberapa nama pejabat pemerintahan di negeri ini sehingga banyak masyarakat yang bertanya-tanya," bebernya.
Ia juga mempertanyakan poin perjanjian kerjasama PT. Telkomsel dengan GOTO. "Tentu kita bertanya-tanya, apa yang menjadi aset dari GOTO ini sehingga PT. Telkomsel sangat berani berinvestasi triliunan rupiah? Harusnya ini semua dijelaskan secara terbuka dan transparan oleh PT. Telkomsel dan sebaiknya di audit dan hasilnya disampaikan ke rakyat," bebernya.
Ia pun mengingatkan posisi PT. Telkomsel sebagai anak perusahaan BUMN. "Menteri BUMN harus mengambil tanggungjawab untuk melakukan evaluasi dan harus menghindari konflik kepentingan. Kita tidak ingin mendengar BUMN rugi karena kebijakan keliru dan cenderung merugikan negara akibat adanya kepentingan pribadi," ucap mantan menteri era SBY ini.