Jumat,  22 November 2024

Bertemu PM Rutte di Swiss, Menko Airlangga Ajak Belanda Investasi Chip 

Tori
Bertemu PM Rutte di Swiss, Menko Airlangga Ajak Belanda Investasi Chip 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto berbincang dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Davos, Swiss/Kemenko Perekonomian. 

RN - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. 

Pertemuan dilangsungkan di sela-sela agenda World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 di Davos-Swiss. 

Melalui keterangan pers, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa perwakilan kedua negara membahas hubungan kerja sama ekonomi dan situasi global saat ini.

BERITA TERKAIT :
Waketum Golkar: Akbar Tandjung Siap Menangkan Airlangga di 2024
Airlangga Hartarto Berduka Dan Prihatin Tragedi Kanjuruhan

“Indonesia mendorong peluang kerja sama di bidang semikonduktor (chip), serta pengembangan investasi perusahaan Belanda di Indonesia,” ujarnya. 

Menurut Airlangga, beberapa investasi Belanda yang sudah terealisasi di Tanah Air meliputi Unilever pada sektor oleochemical di KEK Sei Mangkei, Philips pada sektor kesehatan, dan Frisian Flag untuk pembangunan pabrik susu di Cikarang.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia berharap kehadiran PM Belanda di KTT G20 di Bali, pada 15-16 November 2022 mendatang.

Perdagangan bilateral Indonesia dan Belanda selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia. 

Pada 2020, nilai perdagangan bilateral tercatat mencapai US$3,92 miliar, di mana ekspor Indonesia mencapai US$3,11 miliar dan impor senilai US$804,3 juta.

Sekadar infomasi, Belanda merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-11 bagi Indonesia, dengan komoditas utama antara lain minyak kelapa sawit (14 persen), produk kimia (12 persen), kopra dan produk turunannya (6 perse ), minyak nabati atau hewani dan produk turunannya (6 persen), minyak bumi (5 persen), cokelat, mentega, lemak dan minyak (3 persen), timah (3 persen), produk alas kaki (2 persen), serta asam dan produk turunannya (2 persen).

Pada rentang 2016-2021, Belanda menjadi investor terbesar ke-5 dari total 157 negara yang berinvestasi di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar US$9,68 miliar atau 5,43 persen dari total realisasi investasi asing. Investasi terbesar Belanda di Indonesia berada pada sektor listrik, gas, dan air (34 persen), sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi (19,2 persen), serta sektor pertambangan (16,7 persen).

Dalam kaitannya dengan investasi, Menko Airlangga menyampaikan reformasi regulasi terkait investasi di Indonesia. Selain itu juga disampaikan beberapa perhatian khusus terhadap dampak perekonomian akibat situasi geopolitik yang terjadi, dan juga beberapa isu penting bagi kedua negara seperti peningkatan akses pasar produk Indonesia dan kerja sama Kelapa Sawit Berkelanjutan.

Indonesia dan Belanda memiliki MoU on Cooperation in Sustainable Production of Palm Oil (2019) dan Technical Arrangement (2020). Implementation Plan NI-SCOPS juga telah disepakati pada 24 April 2020. 

Dalam diskusi, PM Rutte berharap agar proses investasi untuk ekspansi usaha perusahaan-perusahaan Belanda akan semakin mudah dengan adanya reformasi struktural yang dapat meringkas waktu proses perizinan di Indonesia.

Belanda juga membuka diri apabila Indonesia memberikan kesempatan berinvestasi di dunia pendidikan, baik untuk pendidikan tinggi maupun pelatihan vokasi, termasuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa Indonesia yang ingin belajar ke Belanda melalui beasiswa Nuffic-Neso. Di samping itu, Belanda juga menyediakan sistem pembelajaran daring menggunakan teknologi terkini.