Jumat,  22 November 2024

Rocky Gerung: Pak La Nyalla Lantang Pro Rakyat Tapi Jarang Masuk Survei Capres 

Tori
Rocky Gerung: Pak La Nyalla Lantang Pro Rakyat Tapi Jarang Masuk Survei Capres 
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti bersama Rocky Gerung/dok pribadi

RN - Pengamat politik, Rocky Gerung menyebut saat ini Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti satu-satunya elit bangsa yang pro rakyat. 

Menurut Rocky, La Nyalla membuktikan dengan suara kritisnya menolak aturan ambang batas pencalonan presiden atau Presidential Threshold 20 persen.

Ia menjelaskan, Presidential Threshold berimplikasi kepada pengebirian kedaulatan rakyat. Dengan melawan atau menolak PT 20 persen berarti mengembalikan kedaulatan rakyat.

BERITA TERKAIT :
Rocky Gerung Sebut Cincin Lebih Berkilau Dari Otaknya, Hotman Tantang Debat Hukum 
Rocky Gerung Terncam Dibungkam, Kasus Hina Jokowi Sudah SPDP

"Selama ini capres-capres yang muncul di media ini belum terbukti ingin kembalikan kedaulatan di tangan rakyat. Kita belum mendengar Anies, Prabowo, Ganjar atau lainnya yang meminta agar tidak ada ambang batas pencalonan presiden atau PT 0 persen. Hanya La Nyalla yang sudah bicara ke mana-mana dan bahkan secara lembaga sudah melakukan gugatan Pasal 222 ke MK," kata Rocky saat menjadi narasumber Dialog Nasional Peringatan 25 Tahun Mega-Bintang
bertema Kedaulatan Rakyat versus Oligarki dan KKN di Solo, Jawa Tengah, Minggu (5/6/2022).

Karena itu, Rocky mengajak untuk memastikan gerakan yang konkret agar Mahkamah Konstitusi menghapus Pasal 222 di UU Pemilu. 

"Ini harus dinolpersenkan, supaya semua anak bangsa bisa berkesempatan sama menjadi pemimpin nasional. Kalau MK menolak, mungkin akan muncul PPP alias Partai People Power. Atau karena rakyat yang ingin berpartisipasi telah dihalangi oleh aturan Pemilu maka perlu juga adanya Gerakan LBP atau Liga Boikot Pemilu," paparnya.

Ada tiga parameter pemimpin nasional yang baik menurut Rocky Gerung. "Pak La Nyalla ini jarang sekali masuk dalam survei capres yang dirilis lembaga survei. Padahal menurut saya beliau masuk dalam tiga parameter pemimpin versi saya," katanya.

Parameter pertama adalah etikabilitas. Di mana pemimpin harus memiliki etika yang tinggi dan moral yang bersih, tidak suka berbohong, juga tidak memperkaya diri atau korupsi.

"Parameter kedua adalah intelektualitas. Pemimpin harus pintar, cakap dan mempunyai konsep komprehensif tentang Indonesia," jelasnya.

Ketiga barulah parameter elektabilitas. Dalam pandangan Rocky, elektabilitas ini merupakan gabungan dari ukuran tentang etika dan kekuatan pola pikir pemimpin.

"Ketiga parameter atau kriteria itu dimiliki oleh semua pemimpin saat awal bangsa ini berdiri. Bagaimana kita melihat Natsir, Hatta, Soekarno dan lainnya. Pemimpin dengan karakter seperti itu yang hilang pada diri elit yang berkuasa saat ini," ucap dia lagi. 

Rocky memperhatikan nama La Nyalla selalu disebut terus oleh rakyat karena berani menyalakan gagasan melawan ketidakadilan. Karena ada elit di dalam kekuasaan mempunyai pemikiran jernih dan independen dalam melihat Indonesia yang bopeng dan buruk ini.

Makanya positioning itu harus dimanfaatkan. Apalagi bangsa ini juga membutuhkan sosok yang tepat. 

"Paling tidak dari Solo ini ada sesuatu yang akhirnya bisa tersambung kepada kekuatan publik. Atau dari sini ada cahaya sehingga membukakan mata rakyat yang merindukan adanya pemimpin alternatif. Kita tinggal pilih mau menyala atau padam," paparnya.

Sementara itu Deklarator Mega Bintang, Mudrick Setiawan M. Sangidoe mengatakan modal untuk menjadi pemimpin adalah keberanian. Karena keberanian itu penting. Tak punya keberanian berarti lemah. Tanpa keberanian artinya tak punya bargaining. 

"Jadi keberanian adalah kekuatan. Saat ini yang dibutuhkan adalah orang yang punya keberanian. Tidak perlu kakehan teori yang mbelgedhes. Makanya dengan hadirnya para aktivis dan lainnya hari ini, semoga akan hadir Musa-Musa baru yang bisa hancurkan Firaun-firaun di negara ini," tegas dia.