RN - Varian BA.4 dan BA.5 merebak. Diprediksi ledakan Corona bisa tembus 20 ribu per hari.
Kasus pertama dilaporkan pada 6 Juni 2022. Keempatnya terdiri dari satu kasus BA.4 yakni seorang warga negara Indonesia (WNI) dan tiga kasus BA.5 pada pelaku perjalanan luar negeri yang merupakan delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Bali pada 23 sampai 28 Mei.
Pasien BA.4 tiba di Bali tanggal 24 Mei 2022, hasil tes PCR positif dan menjalani isolasi di Hotel Amaris Nusa Dua. Hasil genome sequencing pada 9 Juni memastikan pasien terinfeksi Omicron BA.4.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Ada Ribuan Kasus Perundungan Di Kampus Kedokteran, Dari 1.000 Sekitar 30 Persen Terbukti Bully
Pasien BA.4 dilaporkan tidak bergejala dan sudah vaksinasi COVID-19 dua kali. Sementara tiga pasien BA.5 gejalanya bervariasi. Dua orang tidak bergejala, sedangkan satu orang bergejala ringan yakni sakit tenggorokan dan pegal-pegal. Rata-rata sudah divaksinasi, bahkan ada yang sudah 4 kali.
Sejauh ini subvarian ditemukan di 58 negara dengan 5 terbanyak adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sementara itu, BA.5 terdeteksi sebanyak 8.867 sekuens di 63 negara, terbanyak di Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.
"Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril, SpP, MPH.
"Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya," sebutnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan puncak subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 diperkirakan mencapai 20 ribu kasus per hari. Perkiraan itu berdasarkan pengamatan dari puncak kasus di negara lain.
"Jadi kalau puncak Delta dan Omicron di 60 ribu kasus sehari, kira-kira nanti estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20 ribu per hari, karena kita pernah sampai 60 ribu paling tinggi kan," kata Budi dalam akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/6/2022).
Budi menjelaskan puncak kasus BA.4 dan BA.5 diperkirakan lebih rendah dari puncak Omicron dan Delta. Tingkat kematiannya juga jauh lebih rendah.
"Tetapi yang perlu kita lihat adalah bahwa fatality rate atau kematiannya jauh lebih rendah mungkin seper-dua belas atau sepersepuluh dari Delta dan Omicron," ujar Budi.
Budi memprediksi puncak kasus BA.4 dan BA.5 itu terjadi pada akhir Juli. Setelah itu, kasus diperkirakan turun lagi.
"Jadi kita percaya bahwa nanti akan ada kenaikan kira-kira maksimalnya mungkin 20 ribu per haru satu bulan sesudah diidentifikasi. Jadi sekitar minggu ketiga, minggu keempat Juli dan kemudian nanti akan turun kembali," ujar Budi.
Selain itu, Budi menjelaskan mengenai level transmisi berdasarkan kriteria WHO. Budi mengatakan pemerintah memonitor ketat mengenai perubahan level status tersebut.
"Nah yang perlu juga saya sampaikan adalah bahwa level 1 transmisi WHO, kan kita ada level 1, level 2 seperti PPKM lah tapi ini standarnya WHO. Itu di 20 kasus per 100.000 penduduk per hari atau kalau di-translate untuk penduduk Indonesia sekitar 7.700 per hari. Jadi adalah level treshold pertama di mana level transmisi berdasarkan WHO Indonesia akan naik level 2, sekarang kita masih 1.000 ya Jadi kita monitor ketat," jelas Budi.