RN - Stunting atau gagal tumbuh terjadi di Garut, Jawa Barat. Alhasil, puluhan ribu anak di bawah usia lima tahun pendek-pendek.
Hal ini disebabkan akibat kekurangan gizi. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah, karena hingga saat ini pendataan berbasis aplikasi yang disiapkan Kementerian Kesehatan masih dilakukan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengungkapkan bahwa, berdasarkan data sementara hingga Jumat (17/6/2022), jumlah anak yang mengalami stunting tercatat sebanyak 24.934 dari total jumlah sasaran mencapai 215.615 anak.
BERITA TERKAIT :Anggaran Untuk Gizi Balita Cuma Seremonial, Rp 141 Triliun Dihamburkan Daerah
Anggaran Stunting Dibikin Bagito, Pejabat Daerah Ke Jakarta Cuma Belanja Ke Tanah Abang
“Yang sudah kami lakukan pendataan berupa penimbangan dan lainnya berjumlah 143.773 atau sekitar 66,7 persen dari total sasaran,” kata Leli, kepada wartawan.
Leli menjelaskan bahwa puluhan ribu anak yang mengalami stunting tersebar di 42 kecamatan Kabupaten Garut. Ia menyebut Kecamatan Sukaresmi menjadi wilayah yang paling tinggi tingkat persentase stunting, sementara Kecamatan Limbangan tercatat sebagai wilayah terbanyak secara jumlah anak.
Dia memaparkan, persentase stunting di Kecamatan Sukaresmi mencapai 34,6 persen atau 301 orang anak. Sedangkan di Kecamatan Limbangan, jumlah anak yang mengalami stunting berjumlah 928 anak dengan persentase 30,1 persen.
“Itu data sampai saat ini dengan rincian, balita yang stunting usia 0 hingga 23 bulan berjumlah 6.885 anak. Sedangkan yang dari usia 24 bulan hingga 59 bulan berjumlah 18.049 anak. Jadi total keseluruhan hingga saat ini 24.934 anak yang masuk kategori stunting,” ujar Leli.