Jumat,  26 April 2024

OPINI

Ini Sebab PDIP Alergi Koalisi Dengan PKS Dan Demokrat

NS/RN
Ini Sebab PDIP Alergi Koalisi Dengan PKS Dan Demokrat
Ilustrasi

RN - PDIP secara terbuka ogah koalisi dengan PDIP dan Demokrat. Apa karena PKS dan Demokrat sering nakal jika berada dalam koalisi? 

Dari catatan, Demokrat saat berkoalisi dengan Gerindra di Pilpres 2014 mengusung Prabowo-Hatta tidak serius seperti maju mundur. Selain itu, hubungan Megawati dan SBY belum cair pasca Pilpres 2004. 

Apalagi sikap Demokrat saat ini juga terlihat ngambang. Apakah sebagai oposisi atau hanya penyeimbang?

BERITA TERKAIT :
PDIP Godok Calon Gubernur Jakarta, Dari Ahok, Om P, Andika Hingga Basuki Lagi Diolah
Bang Zaki Resmi Daftar Penjaringan Bacabup Paluta di PAN dan PDIP

Sementara PKS saat berada di koalisi dengan Demokrat dan berada dalam pemerintahan dikenal seperti anak nakal. Artinya PKS tetap menyerang pemerintah walaupun ada beberapa kadernya duduk di kabinet.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut partai mereka tidak akan bekerja sama dengan Partai Demokrat dan PKS di Pemilu 2024. Masinton Pasaribu menyebut pernyataan Hasto selaras dengan aspirasi kader di tingkat bawah.

"Yang disampaikan Pak Sekjen secara pribadi, tentu beliau menyampaikan itu fenomena di akar rumput," kata Masinton kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Masinton menjelaskan pernyataan Hasto merupakan aspirasi dari kepengurusan di bawah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP. Dia mengatakan chemistry antarpartai itu sulit bertemu.

"Ya, koalisi ini harus melihat emotional bonding pendukung PDIP. Begitu. Pendukung PDIP ini rakyat wong cilik yang tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik. Rakyat apa adanya. Rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat sehingga aspek historis itu tetap dilakukan. Kalau saya pribadi sebagai sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu," katanya.

Pernyataan ogah bareng PKS dan Demokrat disampaikan Hasto Kristiyanto di sela Rakernas II PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/6). Hasto awalnya merespons pertemuan NasDem dan PKS yang berlangsung Rabu (22/6) kemarin.

"Ya, itu bagus sekali ada partai yang secara dini membangun koalisi antara NasDem dengan PKS. PDIP mengucapkan selamat atas koalisi NasDem dan PKS tersebut. Tetapi, bagi PDIP, keyakinan yang kami tempuh adalah turun ke bawah ke desa-desa menyerap aspirasi masyarakat desa membantu memulihkan dari dampak pandemi COVID-19," kata Hasto.

Hasto lantas ditanya bagaimana peluang koalisi PDIP dengan PKS. Hasto tegas menolak.

"Ya, kalau dengan PKS, tidak," ujarnya.

Setelah itu, Hasto juga ditanya terkait peluang koalisi dengan Partai Demokrat. Hasto menyebut tidak mudah bekerja sama dengan Partai Demokrat.

Pepatah Jawa

Sementara Juru bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan PKS menghargai sikap PDIP yang ogah berkoalisi.

"PKS menghormati sikap parpol termasuk PDIP yang menegaskan sikapnya tidak akan berkoalisi dengan PKS, tentu itu hak prerogatif, hak kedaulatan partai PDIP untuk tidak mau berkoalisi dengan PKS," kata Kholid kepada wartawan, Kamis (23/6/2022).

Meski begitu, Kholid menyampaikan pepatah dalam bahasa Jawa terkait sikap PDIP. Dia menilai PDIP terlalu berlebihan dalam bersikap.

"Tentunya kami sebagai sesama anak bangsa mengingatkan ada pepatah Jawa yang mengatakan ngono yo ngono tapi ojo ngono, janganlah terlalu berlebihan dalam bersikap," ucapnya.

Kholid menyampaikan seharusnya sebagai sesama partai politik saling membangun. Menurutnya, yang dilakukan PDIP justru menunjukkan polarisasi.

"Marilah kita sebagai partai politik menunjukkan politik kebangsaan yang damai, yang sejuk, yang menunjukkan kolaborasi bukan polarisasi," ujarnya.

"Orang Jawa selalu mengatakan adigang adigung adiguno, ketika kita memiliki kekuasaan, gunakanlah kekuasaan itu dengan bijaksana," lanjut dia.