RN – Sultan Tidore, Husain Alting Sjah blak-blakan memuji sosok Komisaris Utama MIND ID, Letjen TNI Purn Doni Monardo yang memang dikenal peduli lingkungan.
“Pak Doni itu sahabat saya. Beliau dulu Pangdam XVI/Pattimura. Programnya Emas Biru, Emas Hijau dirasakan masyarakat. Kami tahu betul beliau jenderal yang peduli lingkungan,” ujarnya saat malam ramah tamah Komut MIND ID dengan Forkopimda Maluku Utara di Kota Ternate, Sabtu (16/7/2022).
Karenanya, kehadiran Doni Monardo sebagai komisaris MIND ID disambut positif.
“Saya di sini tidak hanya berbicara sebagai Sultan, tetapi juga sebagai anggota DPD mewakili Maluku Utara dan juga sebagai hamba Allah SWT, yang harus mempertanggungjawabkan amanah di harapan Sang Khalik. Saya tidak mau dihujat anak keturunan, dan dimintai pertanggungjawaban Tuhan manakala mewariskan lingkungan yang rusak,” ujar sultan berusia 58 tahun itu.
BERITA TERKAIT :BPK Temukan Izin Tambang Masalah, Bahlil Maslah Lagi, Bahlil Oh Bahlil
Diduga Tak Berizin Dan Buang Limbah Sembarangan, Aktivis Lingkungan Ancam Tutup Perusahaan Batching Plant di Tangsel
Karenanya, ia berharap, kehadiran sejumlah perusahaan tambang di wilayah Maluku Utara, membawa dampak positif bagi rakyatnya. Adanya demonstrasi atau penolakan dari masyarakat, pasti bukan tanpa sebab.
“Saya harap, Pk Doni dengan kredibilitasnya, mampu mengawasi para perusahaan tambang agar benar-benar menjalankan fungsinya dengan tidak meninggalkan kewajibannya yakni mensejahterakan masyarakat,” tambahnya.
Berbicara setelah Sultan Tidore, Doni langsung tanggap dan menyampaikan respons positif. “Saya minta, semua perusahaan tambang di bawah MIND ID transparan dalam mengelola dana CSR. Khusus perusahaan tambang yang ada di Maluku Utara, juga demikian," ujar Pangdam Pattimura 2015 – 2017 itu.
"Masyarakat harus tahu peruntukan CSR. Buka ke publik ke mana saja dan untuk apa saja dana CSR itu. Pengelolaan dana CSR harus benar-benar untuk kesejahteraan masyarakat,” lanjut dia.
Doni menambahkan bahwa ke depan perusahaan tambang wajib memikirkan langkah langkah demi kesejahteraan yang berkelanjutan. "Mineral, baik itu emas, nikel, dll suatu saat akan habis. Jangan sampai saat habis, tambang selesai, rakyat tidak sejahtera, apalagi meninggalkan kerusakan lingkungan," tegasnya.
Adanya pemberitaan yang cenderung sentimen negatif terhadap aspek transparansi CSR di PT Antam baru-baru ini, hendaknya dijadikan pelajaran penting.
“Itulah pentingnya transparansi," kata Doni.
Pernyataan itu Selaras dengan UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Malam itu, hadir jajaran direksi BUMN Tambang di bawah MIND ID, yang memiliki area tambang di wilayah Maluku Utara. Di antaranya Direktur SDM PT Antam, Basar Simanjuntak; Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho Pranantyasto, Direktur Utama FENI Halmahera Timur, Ananto Hendra Setiawan.
Doni yang didampingi Komisaris MIND ID Irjen Pol Purn Martuani Sormin, meminta dana CSR benar-benar diperuntukkan untuk kemakmuran.
Sejumlah ide dilontarkan Doni Monardo. Salah satunya, kolaborasi CSR perusahaan-perusahaan tambang tersebut, dengan misalnya membagikan secara gratis 1.000 bibit pohon jabon/samama (Anthocephalus macrophyllus) atau tanaman keras lain kepada setiap kelompok atau keluarga. Pohon jabon adalah bahan baku pabrik plywood.
“Saat pohon berusia tujuh tahun, sudah bisa dipanen. Saat itu, satu keluarga bisa mendapatkan penghasilan sekitar satu miliar rupiah kalau ada 1.000 pohon (asumsi harga per pohon usia tujuh tahun adalah Rp1 juta rupiah). Off takernya pun sudah ada, yakni industri pabrik plywood,” kata Doni, yang juga ketua PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat) itu.
Jenis usaha lain yang bisa dikembangkan. Misalnya ayam potong, atau ayam petelur. Sebab selama ini, pasokan telur dan daging ayam di Maluku Utara, banyak dipasok dari daerah lain, bahkan ada yang didatangkan dari Jawa. Termasuk, pengembangan bisnis laundry pakaian para karyawan perusahaan tambang yang jumlahnya puluhan ribu. "Bikin pelatihan, kasi ke pemuda pemudi, koperasi emak emak, agar bisnis laundry langsung dikelola dan dirasakan masyarakat sekitar tambang," kata Doni.
Kepada Sultan Tidore maupun Gubernur Maluku Utara yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik & Pemerintahan Abukhari Hamzah, Doni mengatakan, saat ketiga perusahaan BUMN tambang di wilayah Maluku Utara nanti beroperasi penuh, maka tak kurang dari 70 ribu tenaga kerja akan terserap.
Seperti pernah diuraikan Toto Nugroho, IBC lahir atas keprihatinan Presiden Jokowi tentang adanya ancaman krisis energi. Karena itu, proses alih teknologi dari bahan bakar fosil ke bahan bakar terbarukan, harus dilakukan. Ke depan, industri otomotif akan beralih ke teknologi baterai.
Baru-baru ini, perusahaan otomotif berbasis tenaga battery seperti Tesla, BMW, dan yang lain-lain, telah datang ke Indonesia untuk melihat dari dekat potensi bahan nikel.
"Tapi yang mereka utamakan bukan seberapa besar cadangan nikel yang kita punya, melainkan seberapa baik proses penambangan nikel yang diukur dari seberapa baik perusahaan dalam mengelola lingkungan. Alam harus dijaga. Ini sejalan dengan fenomena eco-green yang sudah mendunia,” tegas Toto.