RN - Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang gencar melakukan OTT di berbagai daerah namun landai dalam dugaan kasus korupsi Formula E.
Hal ini ditegaskan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Perspektif Jakarta (LKSP) Andre Vincent Wenas dalam keterangannya pada hari ini.
Sebelumnya,Deputi Penindakan KPK, Karyoto, mengatakan pihaknya masih dalam penyelidikan Formula E dan terus mencari bukti baru.
BERITA TERKAIT :Serangan Fajar Di Bengkulu Rp 50 Ribu, Di Jakarta Berapa Nih?
Sebut OTT KPK Kampungan, Resiko Politisi Lokal Jadi Anggota DPR
"Bukti baru seperti apa lagi yang mau dicari oleh KPK? Bukankah bukti fisik pohon Mahoni sudah jelas ditebang dang fisiknya entah dijual atau disimpkan dimana kan tidak pernah jelas sampai sekarang?," kata Andre hari ini.
"Bukti transfer commitment-fee khan merupakan bukti otentik. Lalu pelanggaran prosedur penarikan dana dari bank DKI juga jelas," sambungnya.
Dia menyatakan bahwa biaya pembangunan sirkuit yang membengkakm juga dinilainya sangat terang benderang.
"Perusahan abal-abal yang dulu katanya mau membuat Kawasan monas jadi sirkuit juga sudah jelas," katanya.
Menurut Andre, sudah terlalu banyak bukti lain yang gamblang sehingga tidak ada alasan KPK untuk menunda-nunda dalam menungkap dugaan korupsi tersebut.
"Yang tidak gamblang adalah kerja KPK yang sampai sekarang cuma cari-cari alasan menunda, mengulur waktu, entah sampai kapan? Dan entah apa motifnya?," katanya.
"Tanyakan saja pada semua ketua fraksi DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019, mereka juga bertanggungjawab: PDIP, Gerindra, PKS, Demokrat, PAN, Nasdem, Golkar, PKB, PPP dan Hanura," tegasnya.
Diketahui, KPK dalam keterangan resminya meminta dukungan kepada publik agar kasus ini dapat dituntaskan secara terang-benderang.
"Saya akan konsisten (mengatakan) Formula E masih penyelidikan. Kami gak berani menjawab. Doakan saja cepat selesai lah," ujar Deputi Penindakan KPK, Karyoto, seperti dikutip dari YouTube KPK, Kamis, 4 Agustus 2022.