Sabtu,  20 April 2024

Ketua Banggar DPR Minta Panpel, Kemenpora, dan PSSI Urunan Bantu Korban Tragedi Kanjuruhan

Tori
Ketua Banggar DPR Minta Panpel, Kemenpora, dan PSSI Urunan Bantu Korban Tragedi Kanjuruhan
Malam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Malang, Jawa Timur/Ist

RN - Ketua Banggar DPR Said Abdullah turut menyesalkan kerusuhan di Stadion Kanjuruhan di tengah prestasi yang diraih Timnas Indonesia.

"Sungguh kita menyesal dan penyesalan memang di akhir tragedi. Andai semua pihak senantiasa disiplin menjalankan ketentuan induk sepakbola dunia, FIFA, barangkali tragedi tidak akan terjadi. Sungguh sangat kita sayangkan, baru saja kita menorehkan prestasi dengan mengalahkan Tim Nasional Curacao dua kali. Prestasi ini patut kita syukuri karena Timnas Curacao menempati rangking FIFA 84, sedangkan Timnas Indonesia di peringkat 152. Mereka jauh di atas kita," kata Said dalam keterangan tertulisnya, dikutip hari ini.

Timnas PSSI U 17 juga dinilainya makin menunjukkan perfomanya yang baik menghadapi babak kualifikasi Piala Asia U 17.

BERITA TERKAIT :
Liga Inggris Pakai Teknologi Pendeteksi Offside
Presenter Sepakbola Laura Woods Pamer Tato Anyar

"Kami di DPR selalu mendukung kebutuhan anggaran dan langkah-langkah PSSI serta Kemenpora ketika meminta persetujuan naturalisasi sejumlah pemain muda berbakat, dan masuk menjadi skuad pada sepakbola Tanah Air," lanjutnya.

Said pun mengusulkan pihak penyelenggara, Kemenpora, hingga PSSI bergotong royong untuk memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal. Begitu juga dengan korban yang masih dalam perawatan di rumah sakit.

Selain itu, Said meminta investigasi tragedi itu melibatkan FIFA. "Perlu mengundang FIFA untuk menjaga kredibilitas investigasi dan sepak bola Indonesia di mata dunia," ucapnya.

Said juga mendorong agar kompetisi Liga 1 BRI dihentikan sampai tragedi itu selesai diusut.

"Kalaupun dilanjutkan kembali musim kompetisi sepakbola profesional kembali, PSSI selalu mengaudit pelaksanaan setiap pertandingan sepakbola akan digelar, mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga usainya pertandingan. Dan menghentikan pertandingan bila ada ketidakpatuhan terhadap peraturan FIFA. Langkah preventif ini untuk menghindarkan tragedi pilu di Kanjuruhan terulang kembali," lanjut Said.