Jumat,  22 November 2024

Festival Tari Ratoh Jaroe Diminati Pelajar Jabodetabek, BPPA Mikir-mikir Untuk Festival Tari Aceh Lainnya

Tori
Festival Tari Ratoh Jaroe Diminati Pelajar Jabodetabek, BPPA Mikir-mikir Untuk Festival Tari Aceh Lainnya
Kepala BPPA Akkar Arafat membuka Festival Tari Ratoh Jaroe di Jakarta, Sabtu (29/10/2022)./dok BPPA

 

RN - Antusiasme para pelajar, khususnya di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mengikuti Festival Taro Ratoh Jaroe Tingkat Nasional yang diselenggarakan Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA).

Menurut Ketua Panitia Festival Tari Ratoh Jaroe, Susan, peserta yang mendaftar untuk kategori SMA/Perguruan tinggi ada 46 sekolah. Rinciannya 32 SMA negeri, 10 SMA swasta, 1 SMK negeri dan 3 MA negeri. Sedangkan kategori SMP ada 24 sekolah, meliputi 16 SMP negeri, 5 SMP swasta dan 3 MTs negeri.

BERITA TERKAIT :
Festival Pemuda Indonesia di Kemenpora Dinodai Panitia yang Tak Transparan
PON Aceh-Sumut Ditutup, KPK Kejar Pemain Anggaran Venue Dan Katering

Padahal dalam waktu hampir bersamaan, Syarikat Usahawan Minang (SAHAM) juga menggelar Festival Tari Ratoh Jaroe untuk pelajar memperebutkan Anies Baswedan Cup di Thamrin City Jakarta.

Hal ini menjadi menjadi salah satu alasan bagi BPPA untuk mempertimbangkan penyelenggaraan festival tari Aceh, baik tari tradisional maupun tari kreasi.

Demikian disampaikan Kepala BPPA Akkar Arafat, SSTP, MSi dalam sambutannya ekaligus membuka Festival Tari Ratoh Jaroe Tingkat Nasional di Auditorium BPPA, Jl RP Soeroso No. 14, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.

Pertimbangan tersebut tak lepas dari tugas dan fungsi BPPA sesuai Peraturan Gubernur Aceh 105/2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Fungsi dan Tata Kerja Badan Penghubung Pemerintah Aceh.

"Badan Penghubung Pemerintah Aceh mempunyai tugas membantu gubernur antara lain dalam menyelenggarakan promosi daerah," kata Akkar.

Dengan tugas tersebut, menurut Akkar, salah satu fungsi BPPA adalah pelaksanaan fasilitasi promosi potensi, sumber daya alam dan seni budaya.

"Penyelenggaraan Festival Tari Ratoh Jaroe yang sudah ke-18 kalinya ini merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi tersebut," lanjut Akkar.

Ia menambahkan, Tari Ratoh Jaroe memang bukan merupakan tari tradisional Aceh, melainkan hasil kreasi orang Aceh di daerah rantau. Akan tetapi, gerakan-gerakan Tari Ratoh Jaroe merupakan perpaduan beberapa tarian tradisional Aceh, seperti likok pulo, rapai geleng, rateb meusekat, dan ratoh duek sehingga menghasilkan bentuk tarian unik.

"Tak mengherankan bila masih banyak yang keliru menyebut Tari Ratoh Jaroe sebagai Tari Saman yang sudah diakui UNICEF sebagai salah satu warisan budaya tak benda," ungkapnya.

Tari Ratoh Jaroe telah diajukan masuk Daftar Kekayaan Intelektual (HAKI) milik Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. HAKI Tari Ratoh Jaroe diajukan Yusri Saleh yang saaat merupakan PNS BPPA, dengan nomor permohonan EC00202127125 tanggal 11 Juni 2021.

Dalam daftar tersebut dijelaskan,"Tarian Ratoh Jaroe merupakan karya cipta yang berangkat dari tari tradisi Aceh. karya ini diciptakan awalnya di tahun 2000 sebagai bentuk sosialisasi kebudayaan Aceh di Jakarta. Tarian ini disajikan secara duduk bersejajar vertikal.

Tarian ini awalnya dimainkan oleh 12 orang penari perempuan. Dalam perjalanannya berkembang hingga ribuan orang. Tarian ini pernah ditampilkan dalam pembukaan Asean Games bulan Agustus 2018 di Jakarta."

 

#festival   #aceh   #BPPA