Alhamdulillah, Indonesia Selamat Dari Cap Negeri Surga Dunia (Seks)
RN - Cap untuk Indonesia sebagai salah satu negara tempatnya surga dunia terbantahkan. Data UNAIDS menyebutkan, ada tiga negara terparah.
Joint United Nations Programme on HIV/AIDS atau bisa disingkat UNAIDS merupakan badan gabungan PBB yang menangani masalah HIV/AIDS. UNAIDS rutin membuat laporan soal keberadaan seks bebas di dunia.
Data UNAIDS menyebutkan kalau Nigeria adalah negara terparah. Jumlah pekerja seks di Nigeria pada tahun 2019 mencapai 410 ribu orang.
BERITA TERKAIT :Bentuk Korps Pemberantasan Korupsi Di Polri, Manuver Jokowi Jelang Lengser?
Germo Cari Mangsa Lewat Aplikasi, Tawari Cewek Muda Layani Seks Di Malaysia
Melansir laman Global Network of Sex Work Projects, para pekerja seks di Nigeria menuntut lebih banyak hak, termasuk hak menjalankan profesi mereka dengan nyaman, layaknya orang lain. Asosiasi Pekerja Seks Nigeria juga dibentuk demi menjalankan beberapa tugas, seperti memberikan pembekalan kepada para pekerja seks.
Sehingga, nantinya mereka memiliki keterampilan lain untuk mencari pekerjaan. Selain itu, asosiasi ini juga memperjuangkan kebebasan pekerja seks untuk dapat hidup normal dan mengekspresikan diri mereka tanpa adanya rasa takut untuk diintimidasi.
Lalu, Meksiko. Pada tahun 2019, UNAIDS mencatat bahwa jumlah pekerja seks di Meksiko sebanyak 240 ribu orang. Tijuana, adalah salah satu kota di Meksiko yang dijadikan tujuan prostitusi. Bahkan, banyak masyarakat Amerika Serikat (AS) yang datang ke kota ini hanya untuk menyewa jasa wanita penghibur.
Bisnis prostitusi ini harus meredup saat pemerintah Meksiko melarang masyarakat untuk berkatifitas di luar rumah, efek pandemi Covid-19. Tempat-tempat prostitusi, bar, hotel, bahkan para pekerja seks yang biasa menjajakan diri di pinggir jalan, tidak boleh beroperasi.
Berbagai sumber menyebut, meksipun pelarangan sudah dilakukan pemerintah namun masih ada pihak yang tetap beraktifitas.
Dan terakhir Filipina. Sebanyak 210 ribu pekerja seks dilaporkan terdapat di Filipina pada tahun 2019. Meskipun prostitusi adalah hal yang ilegal di Filipina, namun mudah bagi penduduk lokal atau turis yang menemukan pekerja seks di bar-bar atau panti pijat.
Melansir Journal of Tourism & Hospitality (2019) berjudul ‘Sex Tourism in the Philippines: A Basic for Planning, and Policy Making and Amendments’, prostitusi di Filipina sudah berlangsung sejak tahun 1960-an, tepatnya berasal dari Pangkalan Udara Clark di Angeles City.
Pangkalan tersebut adalah pangkalan penting dalam Perang Vietnam. Kota-kota lain di Filipina yang juga dikenal memiliki banyak pekerja seks adalah Olongapo, Pasay, dan Subic Bay.