RN - Anggaran pelebaran pejalan kaki Rp 171 miliar bakal menjadi rebutan. Usulan pembangunan trotoar itu masuk dalam Rancangan APBD 2023.
Sumber di Dinas Bina Marga DKI Jakarta menyebutkan, kalau proyek pembangunan trotoar diduga ada yang monopoli. "Itu, itu aja yang menang," ungakp sumber di Balai Kota, Kamis (17/11).
Dana itu nantinya akan dipakai untuk kawasan Mangga Besar, Gunung Sahari Raya, kawasan sekitar Jakarta International Stadium (JIS), Mangga Dua Raya, Daan Mogot, dan Mas Mansyur segmen utara.
BERITA TERKAIT :Wakil Ketua DPRD Kab Bekasi Dibui, Kader PDIP: Kita Pesta Bung Leman Diborgol
Leman Selalu Lolos, Pernah Diperiksa KPK Kasus Suap Meikarta, Kini Diborgol Kejari Kabupaten Bekasi
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah memandang kajian mendalam tentang pembangunan trotoar perlu dilakukan agar tidak menyebabkan kemacetan. Pasalnya, kata dia, banyak pembangunan pelebaran trotoar di Jakarta justru mengurangi volume jalan.
Politikus PDIP itu menyebut anggaran pembangunan trotoar ratusan miliar rupiah itu harus dikelola secara transparan dan terbuka.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho memerinci, anggaran tersebut akan digunakan untuk pembangunan trotoar di sejumlah titik. Lokasi tersebut adalah Mangga Besar, Gunung Sahari Raya, kawasan sekitar Jakarta International Stadium (JIS), Mangga Dua Raya, Daan Mogot, dan Mas Mansyur segmen utara.
Ia pun menyampaikan trotoar ini dibangun demi membuat nyaman para pengguna transportasi umum menuju halte TransJakarta, halte pengumpan JakLingko, stasiun MRT, BRT, maupun LRT.
Ketua Umum Gerakan Rakyat Tolak Aktor Koruptor (Gertak), Dimas Tri Nugroho sebelumnya menuding kalau adanya dugaan permainan di Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Gertak mendesak agar KPK mengusut korupsi terkait proyek-proyek trotoar dan jalan di ibu kota.
Pada tahun anggaran 2019 Dinas Bina marga yang dipimpin Hari Nugroho memiliki Anggaran Sebesar Rp 2.681.697.144 .790 dan Realisasi sampai dengan Tanggal 30 September 2019 Senilai Rp 338.474.993.323.
Patut diduga adanya Penyimpangan anggaran atas 29 paket pada pekerjaan senilai Rp 2 miliar. Penyimpangan terjadi pada Bidang Jalan dan Jembatan sebanyak 20 Paket pekerjaan.
Penyimpangan dilakukan dengan cara mengurangi Volume yang berakibat adanya manipulasi keuangan pada proyek tersebut dan pada bidang Jalan dan jembatan terdapat pengurangan Volume pada 20 Paket Senilai Rp 1.935.527.680.