Sabtu,  20 April 2024

Dana Hibah Pemkot Bekasi Disoal Kader, Ketua DPC Gerindra Bekasi Di Goyang

YUD
Dana Hibah Pemkot Bekasi Disoal Kader, Ketua DPC Gerindra Bekasi Di Goyang
Net

RN - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Bekasi, Raden Eko dituding menjadi penyebab tidak berjalannya roda Organisasi Politik ditingkatan Pengurus Anak Cabang (PAC), Ranting dan Anak Ranting.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua PAC Gerindra Kecamatan Jati Asih, Rohdin kepada wartawan, Senin (19/12/2022).

Rohdin menjelaskan, dua tahun Raden Eko menjabat ada dugaan dan pembiaran secara masiv dan terstruktur terhambatnya dana hibah di tingkatan PAC, Ranting dan Anak Ranting hingga menjadi tanya besar ditingkat arus bawah.

BERITA TERKAIT :
Ditanya Nama Anies Untuk Pilkada DKI, Gerindra: Dia Siapa & Kita Sudah Ada Jagoan 
Jelang Pilkada, Pj Wali Kota Bekasi Minta ASN Netral 

"Desas-desus dana hibah yang tak kunjung turun disejumlah kalangan Pengurus Ranting dan PAC se Kota Bekasi. Itu sudah menjadi perbincangan hangat dikalangan publik. Ratusan juta rupiah dana hibah yang digelontorkan melalui Kesbangpolinmas Pemkot Bekasi ternyata belum turun ditingkatan Pengurus Ranting dan Pengurus Anak Cabang (PAC)," ungkap Rohdin.

Berdasarkan catatan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerindera Jati Asih, sambung Rohdin, dana yang seharusnya dialokasikan sebagai pembinaan dimasing-masing Pengurus Ranting namun belum ada realisasi dalam kurun waktu dua tahun oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bekasi, Raden Eko.

"Selain mempengaruhi roda Organisasi ditingkat arus bawah, timbul pertanyaan besar masing-masing Pengurus Ranting dan PAC, kemana alokasi dana hibah itu diperuntukkan Raden Eko?," sindirnya seraya bertanya.

Menurut Rohdin, hingga saat ini belum ada pertanggungjawaban Raden Eko kepada struktural Ranting dan PAC baik secara lisan maupun tertulis disetiap acara Rapat Ranting, Anak Ranting dan Pengurus PAC Gerindra tentang dana hibah Kesbangpolinmas Pemkot Bekasi.

"Karena ratusan juta dana hibah yang cair setiap tahunnya dari Kesbangpolinmas Pemkot Bekasi, bisa menjadi dana stimulus penggerak arus bawah guna suksesi Prabowo For Presiden 2024 nanti," katanya.

Dia menyebutkan, sosok kepemimpinan Raden Eko sebagai orang nomor satu di Partai Gerindra dianggap kurang paham dalam berorganisasi dan tantangan kedepan dalam Organisasi.

"Selain tidak aspiratif terhadap suara dan keluhan Anak Ranting, Ranting dan PAC, Raden Eko tergolong anti kritik terhadap bawahan dan diduga belum memahami demokrasi itu sendiri secara garis besar," bebernya.

Dijelaskanya, dua tahun tidak transparan dalam penggunaan dana hibah, sontak Raden Eko menjadi buah bibir ditingkatan Pengurus Ranting yang notabene sebagai lokomotiv Organisasi dalam menggerakkan mesin Partai dibawah.

"Sosok Pemimpin Partai harusnya mengedepankan aspirasi konstituen ditingkatan akar rumput, bukan malah berlagak seperti memimpin sebuah perusahaan swasta," tegasnya.

Ditambahkannya, pada hakekatnya dalam sebuah Organisasi perlu kesadaran seorang Pemimpin guna menampung suara arus bawah. Selanjutnya diperlukan tangan dingin dan cermat bagaimana menyusun kerangka dan strategi politik di lokomotiv Partai.

"Namun fakta yang terjadi dalam Organisasi Partai besutan Bapak Prabowo khususnya di Kota Bekasi, justru orang-orang yang berjasa dalam menggerakkan Organisasi bertahun-tahun justru terkesan dianak tirikan Raden Eko," tutupnya dengan nada kesal.

Sayang, hingga berita ini dimuat Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Bekasi, Raden Eko belum bisa dihubungi guna dimintai keterangannya.