Jumat,  26 April 2024

Fahd dari Kota Carcassone: Pergantian Tahun ke 2023 Momen Intropeksi Perbaiki Wajah Indonesia

Tori
Fahd dari Kota Carcassone: Pergantian Tahun ke 2023 Momen Intropeksi Perbaiki Wajah Indonesia
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd El Fouz/dok DPP Bapera

RN  - Tahun 2023 memasuki hari pertama, polemik bangsa ini dari tantangan kebangsaan, politik, ekonomi dan sosial dipastikan akan kian berat.

Ancaman resesi ekonomi sudah di depan belum lagi kontestasi politik menuju Pileg dan Pilpres 2024 yang sudah pasti akan diwarnai persaingan sengit.

"Tahun 2023 bisa dipastikan sebagai tahun krusial untuk Indonesia ke depan," ujar Ketua Umum DPP Bapera, Fahd el Fouz melalui Whatsappp dari kota Carcassone, Prancis pada Jumat (30/12/2022).

BERITA TERKAIT :
Pemuda Pancasila Bukan Ormas Kaleng-Kaleng, 62 Kadernya Jadi Anggota DPR Dan DPD RIĀ 
Mahasiswa Ngamuk, Rektor Universitas Pancasila Kabur...

Menurut dia, tidak ada jalan lain sesuai komitmen bersama dengan memperkokoh empat pilar kebangsaan. Pancasila harus hadir kembali dalam jiwa, sanubari dan alam bawah sadar masyarakat Indonesia terutama kalangan generasi mudanya.

"Penguatan ideologi Pancasila ialah tameng agar anak bangsa terhindar dari ideologi transnasional yang ingin acak-acak NKRI," tegasnya.

Mantan Ketum PP AMPG ini menambahkan, pergantian tahun 2022 hendaknya tidak berlalu begitu saja, tanpa makna. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah muhasabah (introspeksi) untuk memperbaiki wajah beragama, persatuan dan yang pasti wajah Indonesia.

"Imam Ghazali (bapak Tasawwuf Modern) mengingatkan kita akan pentingnya intropeksi diri, bahkan tidak hanya pada saat tutup tahun, namun setiap hari kita dianjurkan untuk diam sejenak mengoreksi diri, dan mengingatkan dalam karya monumentalnya yaitu Ihya’ Ulumuddin bab empat halaman 420," ulasnya.

Peganglah sebuah komiten bahwa kemerdekaan negeri ini yang termaktub dalam nilai persatuan, kebersamaan, toleransi di tengah perbedaan dan harmonis adalah (hal mutlak). Hal tersebut dikokohkan dalam prinsip UUD 1945 yang menjadi komitmen berbangsa dan bernegara ini.

"Melihat perjalanan bangsa selama setahun terakhir, kita dihadapkan pada beragam residu persoalan kebangsaan paling berbahaya ialah terjadinya apa yang disebut sebagai korosi ideologi," tuturnya.

Menurut dia, serbuan ideologi asing yang bertentangan dengan falsafah bangsa membuat ideologi nasional mengalami korosi atau semacam pengapuran dari dalam. Alhasil, ideologi nasional pun menjadi rapuh.

Pancasila yang menjadi salah satu pilar kebangsaan pun dinilainya mengalami degradasi alias kemerosotan. Sejumlah survei mendapati adanya kecenderungan generasi muda Indonesia tidak lagi mempercayai Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Dunia Global

Si Vis Pacem Para Bellum (jika kau mendambakan perdamaian bersiaplah untuk perang). Ungkapan ini sangat terkenal di zamannya, khususnya di masa Imperium Romawi. Bahkan menjadi Adagium bagi para aggressor pecinta perang pada saat Romawi menjadi imperium dunia.

Napoleon Bonaparte sampai membalik ungkapan itu agar sesuai dengan naluri kekuasaannya. Dia mengatakan, Si Vis Bellum Para Pacem (jika mengharapkan perang, bersiaplah untuk perdamaian).

Sepertinya adagium diatas berlaku saat ini yang mana tipe kepala negara bertipe aggresor unjuk gigi seperti Vladimir Putin yang melakukan penyerangan sejak 24 Februari 2022. Hingga saat ini Putin telah sukses menganeksasi empat provinsi Ukraina.

Selanjutnya ada Xi Jin Ping yang melakukan ekspansi besar-besaran dalam bidang Ekonomi dan perdagangan ke seantero dunia dan terus menantang hegemoni negeri Paman Sam. Bukan hanya itu, Presiden Tiongkok ini juga sudah menyiapkan angkatan perangnya untuk mengambil kembali Taiwan yang hanya tinggal menunggu waktu saja bedil-bedilan itu meletus.

Negara lain seperti Turki yang siap mencaplok Yunani akibat konflik yang berkepanjangan soal siapa yang berhak mengeksplorasi laut Mediterania.

Di sisi lain negeri Tirai Bambu terus memprovokasi atas klaim lembah Galwan yang berbatasan langsung dengan India. Sejak 2015-2016 silam rencana besar telah dieksekusi Tiongkok dengan membelokkan sungai Galwan yang berakibat kekeringan dan kelaparan di India. Di satu sisi, negeri Hindustan juga sedang membangun kekuatan ekonomi untuk menduduki posisi tiga besar menjadi negara super power.

Belum lagi di Asia Timur, Korea Utara yang selalu menggertak dengan senjata nuklirnya dan rudal anti balistik yang selalu ditembakkan membuat negara tetangganya meriang.

"Yang jadi pertanyaan adalah Apakah Kim Jong Un akan menggertak terus, saya yakin suatu saat akan mencapai titik klimaksnya. Jadi jika disimpulkan dunia global saat ini sedang mempertontonkan pertarungan para pemimpin bertipe aggressor," terangnya.  

Mantan Ketum Gema MKGR ini juga menyinggung soal Pulau Sipandan, Pulau Ligitan, Perairan Sambas, Kepulauan Riau dan Pulau Sebatik yang sering diklaim negara Malaysia. Dua pulau di antaranya telah diklaim Malaysia dan menang di Mahkamah Internasional.

"Artinya apa? kita Indonesia ini lemah pada lobi-lobi internasional. Bahkan Mahatir Muhammad mengklaim Kepri adalah wilayahnya, buat saya ini adalah kode keras. Tetangga-tetangga yang nakal sesekali harus diberikan peringatan keras," tegasnya.

Lepasnya Timor Leste adalah permainan canggih Australia dengan menggunakan UNAMED.

Menurut dia, Indonesia tahun 2024 butuh pemimpin bertipe agresor atau penakluk. "Yang jadi pertanyaan, adakah calon presiden yang akan bertarung di 2024 bertipe agresor?" tanyanya.  

Ketika seseorang tetap berkomitmen ke dalam prinsip persatuan, kebersamaan, keharmonisan dan kemajemukan yang toleran maka ini akan menjadi satu kekuatan penting bagi bangsa ini untuk merajut tahun 2023 sebagai tahun harmoni.

"Saya mengucapkan selamat Natal dan tahun baru 2023. Semoga Indonesia ke depannya makin jaya," pungkas dia.