RN - Dua putra Jokowi secara terbuka mendukung Erick Thohir. Menteri BUMN itu didukung untuk menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI akan digelar pada 16 Februari mendatang. Selain Erick, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti juga ikut mencalonkan.
Tapi, netizen kurang sreg dengan La Nyalla. Apalagi La Nyalla pernah memimpin PSSI. "Udah ke laut aja lah, Erick segera basmi mafia bola," tulis netizen.
BERITA TERKAIT :Sultan, Yorrys & GKR Hemas Geser Kubu La Nyalla
Ranking FIFA Indonesia Naik Empat Posisi
Erick mendaftar sebagai calon ketua umum tiba di kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Minggu (15/1) pukul 10.45 WIB. Erick ditemani para pendukungnya.
Menariknya mereka yang menemani Erick yakni Direktur Utama Persis Solo, Kaesang Pangarep, Chairman Rans Nusantara FC RaffiAhmad, hingga Atta Halilintar.
Tak ketinggalan pula petinggi-petinggi klub yang lain seperti Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono dan pemilik Bali United, Pieter Tanuri yang juga masih berstatus anggota Komite Eksekutif PSSI.
Dukungan kepada Erick untuk maju sebagai ketua umum PSSI yang baru pun diberikan Kaesang, Raffi, dan Atta.
Putra bungsu Jokowi, Kaesang meyakini Erick akan mampu mengemban tugas sebagai orang nomor satu di PSSI.
"Kita yang tadi Pak Teddy bilang, meskipun pak menteri baru satu tahun di persis, tapi impact untuk Persis sangat luar biasa. Jadi beliau bakal bisa untuk memimpin PSSI," ujar Kaesang yang baru saja pulang bulan madu.
Sedangkan Raffi Ahmad menilai sosok Erick Thohir memiliki nyali untuk bisa menakhodai induk organisasi sepak bola di tanah air.
"Kita dukung Pak Erick karena kita yakin Pak Erick punya nyali untuk membenahi sepak bola Indonesia," ucap Raffi.
Sebelumnya kepada awak media, Erick Thohir mengucapkan rasa terima kasih kepada para voters. Ia juga menegaskan perlu nyali untuk menjadikan sepak bola Indonesia yang bersih dan berprestasi.
"Sudah banyak teori dalam perbaikan sepak bola Indonesia. Betul nggak? Banyak teori banyak konsep. Sebenarnya yang perlu dilakukan adalah kita bernyali untuk sepak bola yang bersih dan berprestasi. Itu yang terpenting," ujarnya kepada awak media.
Gibran Dukung
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming juga menyebut Erick Thohir sosok yang memiliki profesionalisme. Karena itu, Erick amat layak untuk menjadi ketua umum (ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2023-2027.
"Pengalaman Inter Milan dan lain-lain beliau yang paling profesional, paling pengalaman," kata Gibran kepada wartawan, Ahad (15/1/2023).
Bahkan, putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu mengatakan, Erick Thohir akan mengadakan pembahasan terkait pendaftaran Erick sebagai Ketum PSSI. Namun bukan dengan Gibran melainkan dengan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
"Besok beliau ke sini ya, pasti (pembahasan) yang diajak kan Kaesang, dulu kan Kaesang di Persis Solo," kata Gibran.
Selain itu, Gibran juga secara blak-blakan menyatakan dukungannya kepada Erick Thohir. "Ini kan calon ketua sudah pada daftar ini, ya sudah dilanjutkan saja prosesnya. Tapi saya secara pribadi, secara personal, secara terbuka, mendukung Pak Erick Thohir," jelasnya.
Menurut Gibran dengan situasi karut marutnya dunia persepakbolaan Indonesia, sosok Erick Thohir sangat diperlukan sebagai ketum PSSI. Pasalnya, menurut dia, Erick adalah sosok yang sangat tulus khususnya dalam memperjuangkan kancah sepak bola Indonesia.
"Saya masih mempunyai 'utang' untuk menyelesaikan tugas-tugas dari 'voter' yang meminta saya menjadi ketua umum (tahun 2015-red)," ujar La Nyalla di GBK Arena, Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Pada tahun 2015, tepatnya 18 April, La Nyalla terpilih menjadi ketua umum PSSI periode 2015-2019. Akan tetapi, pria yang kini berusia 63 tahun itu tidak lama menduduki jabatannya karena Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu Imam Nahrawi memutuskan untuk membekukan PSSI.
Kemudian, pada 30 Mei 2015, PSSI pun disanksi pencabutan keanggotaan oleh FIFA. Pemerintah Indonesia baru menghentikan pembekuan PSSI pada 10 Mei 2016 dan FIFA menyetop sanksinya pada 13 Mei 2016.
Namun, meski PSSI sudah lepas dari jerat sanksi, La Nyalla tidak dapat memimpin lagi lantaran terjerat dugaan kasus korupsi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur. Dia pun sempat dipenjara selama tujuh bulan sebelum bebas pada 27 Desember 2016.