RN - Banyak pihak menuding kalau pencalonan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI untuk kepentingan Pilpres 2024. Erick dituduh akan memanfaatkan posisinya sebagai ketua umum.
Erick sudah mendaftar sebagai calon Ketua Umum PSSI. Dia akan bersaing melawan Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti.
BERITA TERKAIT :Sultan, Yorrys & GKR Hemas Geser Kubu La Nyalla
Ranking FIFA Indonesia Naik Empat Posisi
Erick meminta semua pihak untuk tidak mencampuradukkan antara sepakbola dan politik. Nama Erick memang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024.
"Saya selalu bilang, jangan campur adukkan antara politik dan sepakbola. Kita harus benar-benar pisahkan. Yang itu memang, bagian dari politik yang sedang berjalan. Kalau ini (PSSI) tidak ada hubungan dengan politik. Ini bagian yang harus kita benahi sama-sama," kata Erick Thohir di Jakarta, Jumat malam (20/1/2023).
Erick membantah dirinya diminta Presiden maju untuk mimpin PSSI. Namun, Menteri BUMN itu membenarkan dirinya meminta izin kepada kepada presiden saat hendak mencalonkan diri.
Ketika dirinya menghadap Presiden Jokowi, Erick mengatakan meminta pertimbangan dari presiden bagaiman jika dirinya maju untuk membenahi sepakbola tanah air.
"Respon beliau, bagus, ini sudah saatnya bagaimana PSSI dan pemerintah sama-sama bangun sepakbola Indonesia. Silahkan saja," kata Erick.
Dukungan dari pemerintah, kata Erick, mutlak dibutuhkan untuk bersama-sama membangun iklim sepakbola yang sehat dan bersih.
Sementara La Nyalla mengirim psywar ke Erick Thohir. Meski pesaing didukung para pesohor dalam negeri, La Nyalla mengaku tak gentar sama sekali.
Erick Thohir diperkirakan akan menjadi lawan terkuat La Nyalla dalam pemilihan Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) nanti. Erick Thohir didukung banyak pesohor seperti Raffi Ahmad, Atta Halilintar, Baim Wong, hingga Kaesang Pangarep.
Ada juga klaim yang menyebut bahwa Erick Thohir sudah mengantongi 60 voters. Jika itu benar maka sudah pasti eks pemilik saham mayoritas Inter Milan itu akan memenangi kontestasi pemilihan PSSI.
Menurut La Nyalla, pilihan pemegang hak suara tergantung program-program kerja yang ditawarkan calon ketum PSSI. Tak ada yang bisa menjamin hasil akhir pada pemilihan nanti.
"Surat dukungan itu belum tentu menjadi pilihan. Pilihan voter tergantung dari program yang ditawarkan ke voter," kata La Nyalla kepada wartawan, Selasa (17/1).
Mantan ketum PSSI 2015-2016 itu mengaku sudah memiliki program yang akan disampaikan kepada para pemilik suara dalam pemilihan ketum PSSI di KLB nanti. Untuk saat ini ia masih menutup rapat-rapat hal itu.