Sabtu,  20 April 2024

Raja Jawa Haikul Yakin Merapi Tak Akan Meletus, Salahkan Penambang Liar

RN/NS
Raja Jawa Haikul Yakin Merapi Tak Akan Meletus, Salahkan Penambang Liar
Sri Sultan HB X

RN - Muntahnya Gunung Merapi diyakini tidak akan berdampak parah. Artinya gunung ketinggian puncak 2.930 mdpl itu diyakini tidak akan meletus parah.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X menyebut aktivitas vulkanik itu menambal titik-titik yang rusak akibat ditambang.

"Merapi itu ya erupsi begitu saja, tidak akan meletus seperti dulu. Yang penting ngebaki sing dirusak (mengisi yang dirusak) karena ditambang, itu saja," kata Sultan, Sabtu (11/3/2023).

BERITA TERKAIT :
3 Capres Sowan Ke Sultan Yogyakarta, Raja Jawa Laris Manis
Politik Panas, Gunung Merapi Nyembur Awan Panas 

Pria yang kerap disebut sebagai Raja Jawa ini juga meyakini, meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar, aktivitas vulkanik Gunung Merapi akan berhenti dengan sendirinya. Terkait potensi luncuran awan panas guguran Merapi yang mencapai 5-7 kilometer, Sultan meminta masyarakat tidak perlu khawatir.

"Nanti kalau yang berlubang-lubang itu sudah tertutup, kan berhenti sendiri. Memang itu perlu lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang, kan gitu," ujar Raja Keraton Jogja itu.

"Tidak apa-apa, hanya sampai di atas saja, tidak akan meletus. Sudah berbeda, wong sudah 10 tahun lebih. Biasanya kan 4 tahun meletus. Sekarang memang harus keluar, ya memang nyembur, tapi kan hanya 1-2 kilometer. Karena yang ditambang kan di sekitar situ," ucap Sultan.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi, yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, mengalami erupsi siang ini. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan ada luncuran awan panas dari Gunung Merapi pada pukul 12.12 WIB.

Muntah Vulkanik

Diketahui Gunung Merapi muntah. Alhasil rumah di kawasan gunung aktif itu kena hujan abu dan batu krikil. 

Bahkan, hujan abu dan batu krikil hingga Megelang dan Boyolali. Pos Pengamatan di Babadan melaporkan awan panas guguran Gunung Merapi memicu abu vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara. 

"Kalau APG-nya mengarah ke Barat Daya, ke Kali Bebeng dan Krasak. Tapi kalau abu vulkanik ke arah barat laut-utara karena faktor angin, ya," kata BNPB dalam siaran pers, Sabtu (11/03).

Yang terdampak abu vulkanik yakni Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Berikutnya Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Hasil monitoring lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, belum ada laporan mengenai dampak signifikan maupun adanya korban jiwa. 

Situasi dan kondisi masih aman terkendali. Hasil laporan dan monitoring lanjutan akan diperbarui secara berkala.

Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas guguran (APG), Sabtu (11/3) pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng/Krasak. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan erupsi masih berlangsung hingga pukul 12.31.

"Jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak. Saat ini erupsi masih berlangsung," sebut BPPTKG dalam pesan tertulis.

Dalam rekaman visual BPPTKG, gunung teramati dengan jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah.

Di samping itu juga teramati 1 kali guyuran lava dengan jarak luncur 1500 meter ke barat daya suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang dari Pos Babadan. BPPTKG juga mengamati status kegempaan meliputi jumlah guguran terpantau 9, amplitudo 4-11 mm dan durasi 43.9-96.6 detik. Berikutnya hybrid/fase banyak 1, amplitudo 5 mm, S-P 0.4 detik dan durasi 7.4 detik. Berikutnya untuk rekaman vulkanik dalama berjumlah 19, amplitudo 9-12 mm, S-P 0.5-1 detik dan durasi 9.3-11.2 detik.

BPPTKG menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Guna mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, maka masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat diminta agar selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

BBPTKG juga menyebut apabila terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. Saat ini, status Gunung Merapi masih dalam level III atau 'siaga' sejak november 2020.