Jumat,  22 November 2024

Gunung Merapi Muntah Lagi, 250 Kali Semburan Lava Panas  

RN/NS
Gunung Merapi Muntah Lagi, 250 Kali Semburan Lava Panas  
Gunung Merapi.

RN - Gunung Merapi kembali muntah. Hingga kini sudah 250 kali guguran lava keluar dan nyembur dengan kejuahan 1.800 meter. 

Deteksi itu dicatat pada periode tanggal 4-11 Oktober oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, dari pengamatan 4-10 Oktober terjadi 200 kali guguran lava. Dan pada 11 Oktober terjadi 50 kali guguran lava.

BERITA TERKAIT :
Ancaman Gempa Megathrust Di Jawa Dan Sumatera, Bikin Merinding Aja

Seluruh guguran lava tersebut mengarah ke barat daya atau Kali Bebeng. Jarak luncurnya tercatat maksimum 1.800 meter. 

Sedangkan, untuk kegempaan Gunung Merapi juga masih cukup tinggi. Meski, pekan ini intensitasnya lebih rendah dibandingkan dengan pekan sebelumnya.  Dikatakan Agus, pada periode 4-11 Oktober, tercatat 40 kali gempa fase banyak, dua kali gempa frekuensi rendah, 1.086 kali gempa guguran, dan 10 kali gempa tektonik. 

Lebih lanjut, dikatakan bahwa morfologi kubah barat juga teramati adanya perubahan akibat aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas guguran. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik,

Sementara, untuk morfologi kubah tengah tidak mengalami perubahan morfologi yang signifikan. BPPTKG mencatat volume kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik. 

“Namun, deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,1 centimeter per hari, relatif sama dibandingkan minggu lalu,” jelasnya. 

Dari hasil pemantauan tersebut, BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas Merapi pun masih ditetapkan dalam tingkat siaga atau level 3. 

Untuk itu, BPPTKG menekankan potensi bahaya Merapi masih berupa guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi di sektor selatan-barat daya, dan sektor tenggara. Potensi bahaya pada sektor selatan-barat daya meliputi meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. 

Selain itu, data pemantauan Merapi juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung, dimana dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Alhasil, masyarakat pun diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. 

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.