RADAR NONSTOP - Tiga nama yang diajukan PKS ternyata tidak luar biasa. Abdurrahman Suhaimi yang dijagokan bakal diterima DPRD DKI Jakarta hanya isapan jempol.
Walau Suhaimi mengklaim dekat dengan pimpinan fraksi di DPRD tapi bukan jaminan. Kenapa?
"Kenal dan dekat bukan berarti kita dukung Suhaimi. Dia itu politisi kaku dan sok," celetuk politisi PDIP yang namanya enggan disebutkan.
BERITA TERKAIT :Dedi Mulyadi Sudah 71,5 Persen, Syaikhu Gak Laku Dan PKS Lagi Anjlok
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PKS kata dia, harusnya memberikan kader terbaik bukan cuma asal pilih. "Ada kesan PKS ini mementingkan partainya saja bukan untuk warga DKI," sindirnya.
Ashraf Ali, Ketua Fraksi Golkar mengaku, plin plan PKS memang aneh. "Mereka tidak pede. Kenapa tarik ulur, lha jagonya aja minim semua," kritiknya.
Sementara Partai Gerindra DKI Jakarta memastikan kursi wakil gubernur terisi sebelum Pemilu 2019 digelar 17 April. Oleh karena itu tim penguji segera mengundang tiga kandidat untuk mengikuti uji kelayakan.
Namun, sebelum mengundang, tim penguji Gerindra dan PKS merumuskan terlebih dahulu kerangka uji kelayakannya.
Syarif mengatakan tiga nama yang diajukan PKS sudah masuk yaitu Agung Yulianto, Ahmad Syaikhu, dan Abdurrahman Suhaimi.
Bersamaan dengan nama calon, PKS juga mengirimkan nama tim penguji yakni mantan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasojo dan Ubeidilah Badrun.
Sumber Radar Nonstop menyebutkan, internal PKS sendiri sedang bergejolak. Politisi senior PKS yang cerdas dan bisa diterima fraksi-fraksi malah dibuang.
Lucunya, jika terjadi voting di DPRD, suara Fraksi PKS tidak solid. "Lha internal aja gak solid. Kalau voting belum tentu satu fraksi mau coblos jago PKS," ungkap politisi PKS yang namanya enggan disebutkan.