RN - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) diminta jangan pelit. Sebab para perantau hanya ingin mengadu nasib.
Diketahui, Tangsel menjadi salah satu tujuan perantau yang hendak mencari kerja. Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengaku akan melakukan berbagai strategi dalam menghadapi gelombang urbanisasi pasca Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.
Strategi itu adalah mulai dari surat edaran, pendataan melalui Sistem pendaftaran penduduk non permanen (Sipermen), hingga program Dilatih, Disertifikasi dan Ditempatkan (D3), juga semakin digencarkan.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Lulusan SMK Di Jabar Kenapa Gak Laku, Gak Matching Dengan Kebutuhan Industri
"Bahkan dari awal Ramadhan, kami telah menerbitkan surat edaran ke vamat dan lurah, yang salah satu isinya bahwa harapan kami sih kalau mudiknya berempat, ya pulangnya berempat lagi," tegas Benyamin Davnie.
Menurutnya, kedatangan warga ke Tangerang Selatan tidak mungkin dilarang dan dicegah. Tetapi, dia mengingatkan agar yang datang ke Tangerang Selatan dibekali dengan skill atau kemampuan yang mumpuni.
"Tentu kami harapkan mereka mempunyai keterampilan yang dimiliki," katanya.
Bahkan, lanjut Davnie, Pemkot Tangsel sudah menyiapkan strategi D3 untuk mengantisipasi apabila yang datang tidak dibekali cukup kemampuan. Hal ini harus dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan pengangguran dari efek adanya urbanisasi ini.
"Kami ada program D3, dan ada sertifikatnya untuk meningkatkan daya saing," ungkapnya.
Apalagi, Pemkot sudah memperkirakan akan ada hampir 4 ribu pendatang baru di Tangerang Selatan.
"Cenderungnya meningkat dari tahun ke tahun ya sekitar 7 sampai 15 persen, karena banyak juga yang mencari kerjanya di sekitar Tangsel yakni daerah industri seperti di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang," jelasnya.
Sedangkan di Tangerang Selatan, khususnya di bidang perdagangan dan jasa yang menjadi paling banyak dicari dan dibutuhkan.