RN - Menyambut masa Pemilihan Umum 2024, Ketua Forum Komunikasi intelektual Muda Bekasi (Forkim), Mulyadi kembali menggaungkan hashtag #2024GantiWakilRakyatKotaBekasi.
Menurut Mulyadi, berbagai harapan kita sampaikan kepada para wakil rakyat daerah itu agar kehidupan demokrasi jauh lebih baik dari apa yang pernah kita alami di masa lalu dan sekarang.
Meski di masa lalu dan sekarang diibaratkan taman kanak- kanak atau bahkan disebut juga salah satu institusi Pemenggal Optimisme Publik tak ada salahnya kita tetap berharap adanya perbaikan di masa kini dan mendatang.
BERITA TERKAIT :Keren, Jorge Martin Samai Rekor Valentino Rossi
Miss Universe 2024, Victoria Dari Advokat & Bisnis Berlian Kini Jadi Wanita Tercantik Dunia
"Untuk 2024, ada beberapa harapan yang perlu kita sampaikan kepada para wakil rakyat yang terhormat agar nuansa kehidupan politik yang demokratis terasa lebih indah dan bermakna," tegas Mulyadi pada radarnonstop.co, Kamis (11/5/2023).
Pertama, kata Mulyadi, kita berharap para Wakil Rakyat daerah itu benar-benar menempatkan dirinya sebagai Wakil Rakyat yang bekerja sepenuh hati mewakili rakyat, bukan Anggota DPRD yang haus rasa hormat.
Kedua, berbekal Sumber Daya Manusia, Anggota Dewan yang jauh lebih baik dari pada DPRD periode 2019 2024 kita harapkan lebih kritis menjalankan fungsi fungsi Legislatif dari proses legislasi di parlemen, pengajuan hak-hak DPRD seperti hak inisiatif, hak angket, hak tanya, hak untuk melakukan investigasi, hak bujet, dan sebagainya benar-benar dijalankan secara akademis dan politis.
Ketiga, lanjut Mul sapaan akrabnya yang merupakan Aktivis GMNI, tidak ingin para Anggota Dewan yang baru terjerembak kedalam kubangan politik uang seperti yang pernah dialami oleh sebagian kecil para Anggota Dewan di masa lalu yang bermuara pada persoalan kasus korupsi.
Dia juga tidak ingin kursi-kursi ruang sidang Parlemen, baik sidang Paripurna, sidang Komisi-komisi di DPRD, Rapat-rapat dengar pendapat umum, Rapat-rapat Panitia kerja maupun Rapat-rapat panitia khusus terasa kosong sehingga menimbulkan cibiran dari masyarakat terhadap para Anggota Dewan terhormat.
"Nurani para Anggota Dewan sebaiknya sesuai dengan hati nurani rakyat yang mereka wakili, bukan menempatkan kepentingan dirinya setingkat lebih tinggi daripada kepentingan rakyat. Kinerja para Anggota Dewan tentunya akan terus menjadi sorotan masyarakat karena semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin ia menjadi fokus bidikan perhatian rakyat," harapnya.
Selain menyindir para 'Manusia setengah Dewa', Mulyadi juga mengingatkan kita untuk jangan jadi rakyat yang tidak peduli sama politik saat ini melihat adegan yang dipertontonkan oleh Politikus dan Pemerintaha Daerah yang semakin tidak jelas dalam peran dan tugasnya.
Mulyadi menyampaikan ketidakwarsan Angota Dewan Kota Bekasi saat ini kurangnya Nalar menterjemahkan harapan masyarakat. Dan ini juga tampak jelas sebuah harapan masyarakat dalam komunikasi serta perilaku politik sebagian besar anggotanya yang nyaris tidak pernah jauh dari kecenderungan konfrontatif.
Mulyadi mengritik Anggota Dewan yang aktifitasnya sehari tidak jauh bermain flog, yotube, tiktok dll.
"Iya, ada saya melihat sangat miris tingakah laku Anggota Dewan sekarang, mereka itu ketimbang melakukan peran dan fungsinya. Kualitas sebagian besar Anggota DPRD Kota Bekasi periode 2019—2024 jauh dari harapan sebagai wakil rakyat. Ini perlu di evaluasi oleh Rakyat bahwa #2024GantiWakilRakyat sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian besar Anggota Legislatif berlatar belakang pengusaha. Sisanya adalah pesohor, figur publik yang minim pengetahuan dan pengalaman politik," ujarnya.
Semua Anggota DPRD, sambung Mulyadi, memiliki paradigma berpikir bahwa mereka adalah Wakil Partai sehingga harus berjuang mati-matian untuk memperjuangkan kepentingan Partainya, dan sudah pasti akan tidak peduli lagi kepada konstituen yang telah memilihnya.
"Biasanya Anggota Dewan akan datang kepada rakyat menjelang 1 Minggu sebelum pemilihan digelar, itu kenyataannya. Akibatnya, mereka tidak hanya mengkhianati mandat rakyat, tetapi juga membuatnya tidak mampu berpikir, apalagi bertindak progresif," cetus Mulyadi mengakhiri.