Jumat,  22 November 2024

Usai Polusi, Jakarta Bakal Dikepung Banjir, Waspadalah... 

RN/NS
Usai Polusi, Jakarta Bakal Dikepung Banjir, Waspadalah... 
Ilustrasi

RN - Musim panas akan berlalu. Di Jakarta, musim panas menghasilkan polusi udara terburuk di dunia. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan bulanan di sebagian besar wilayah Indonesia berada pada level normal. Meski begitu, belum tentu curah hujan harian dapat berada pada level normal. 

Sebab, bisa saja curah hujan satu bulan turun hanya dalam kurun waktu satu hari di suatu wilayah. Diketahui, setiap kali musim hujan, Jakarta bakal terendam banjir. 

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Jakarta Masih Ibu Kota, IKN Masih Berantakan?

Musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023. Warga di bantaran kali dan kawasan banjir sebaiknya waspada atas bencana banjir.

“Tapi untuk harian itu baru bisa kita prediksi kira-kira seminggu sebelumnya. Jadi meskipun bulanannya normal, hariannya tuh bisa sangat ekstrem karena hujan satu bulan itu bisa turun hanya satu hari,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta, dikutip Kamis (12/10/2023).

Hal itu dia sampaikan berdasarkan data-data curah hujan yang lalu. Sebab itu, kata dia, meskipun pihaknya saat ini telah memprediksi curah hujan bulanan di sebagian besar wilayah Indonesia berada pada level normal, ke depan pihaknya akan memberikan peringatan-peringatan dini agar menjadi perhatian masyarakat.

“Tapi nanti kami tetap akan memberikan peringatan-peringatan dini karena data sebelum-sebelumnya, bisa saja dalam satu hari itu hujannya bisa lebat dan sangat lebat, bahkan ekstrem,” jelas dia.

Dwikorita menerangkan, berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan bulanan di sebagian besar wilayah Indonesia memang berada pada level normal. Di mana, kata dia, ada sekitar 9 persen zona yang curah hujan bulanannya itu di atas normal dan 9 persen lagi di bawah normal. “Jadi sebagian besar normal untuk curah hujan bulanan ya,” ungkap Dwikorita.

Dwikorita sebelumnya mengungkapkan, pihaknya memprediksi kemarau panjang akan berakhir secara bertahap dimulai dari Oktober akhir. Secara bertahap, hujan akan mulai turun pada November dengan wilayah yang berada di khatulistiwa hingga Indonesia bagian Selatan akan relatif mengalami keterlambatan.

“Prediksi kami kemarau panjang ini akan berakhir secara berangsur, bertahap, di bulan Oktober akhir. Dan mulai transisi hujan itu November,” ujar Dwikorita usai menghadiri Rapat Koordinasi Khusus TIngkat Menteri tentang Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (9/10/2023).

Lebih lanjut Dwikorita menerangkan, transisi hujan pada November itu pun tidak secara serentak terjadi di seluruh Indonesia, melainkan secara bertahap. Wilayah Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta wilayah Indonesia bagian Selatan akan relatif lebih terlambat dengan wilayah-wilayah Indonesia pada bagian lain.

“Tidak serempak. Secara bertahap, terutama yang relatif terlambat Indonesia bagian Selatan. Sekarang (Indonesia bagian) Utara sudah mulai hujan, tapi (wilayah di sekitar) khatulistiwa ke Selatan belum. Diprediksi sekitar November mulai hujan. Jadi, kemarau panjang ini sebagian besar wilayah Indonesia sesuai prediksi November berakhir,” ujar dia.