RN - Aktivis 98, Agung Wibowo Hadi, mendukung aksi mahasiswa yang tergabung dalam (Komite Mahasiswa Nusantara) di depan gedung Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (12/1/2024).
Agung menyatakan dukungan diberikan karena menilai pengelolaan di Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan saat ini sangat bermasalah.
"Mendukung proses demokrasi dan turut melawan berbagai bentuk korupsi adalah tugas utama kaum terpelajar. Karena itu, melihat betapa bermasalahnya berbagai macam proyek pembangunan di Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK), misalnya, proyek jembatan Sarimulya dan turap ambrol proyek normalisasi kali Serua,” beber Agung.
BERITA TERKAIT :Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Bakal Geber OTT Ke Koruptor
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Selanjutnya Agung mengatakan akan berkoordinasi dengan KPK agar kasus-kasus tersebut dibongkar. “Secepatnya kita akan laporkan ke KPK,” tegas Agung.
Selain itu Agung juga mengecam tindakan kekerasan aparat negara secara sewenang-wenang kepada para demonstran.
Sebagaimana diketahui, pada Jumat (12/1/2024), sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Komite Mahasiswa Nusantara menggelar aksi di gedung Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Nampak aksi tersebut berlangsung kisruh. Beberapa kali Bentrokan antara petugas pengamanan dan mahasiswa itu terjadi.
Hal itu disebakan lantaran tuntutan para mahasiswa tersebut tidak digubris oleh pihak Kepala maupun Sekretaris Dinas. Akibatnya, sekelompok mahasiswa itu pun nekat menerobos barisan pengamanan sehingga terjadi saling dorong.
Koordinator Aksi, Adi Harianto menyayangkan pihak Dinas tidak merespon aksinya itu. Dia menganggap pihak pemerintah tidak koperatif. Namun begitu, pihak Dinas mempersilahkan perwakilan masa aksi memasuki kantor Dinas untuk melakukan mediasi. Namun nampaknya gagal.
“Kami ingin mediasi bersama pimpinan Dinas ini tapi tidak ada di tempat. Perlu ditegaskan kami akan kembali aksi lagi dengan aksi yang berjilid-jilid,” teriak Adi dalam orasinya.
Adi menjelaskan, dalam aksi tersebut pihaknya menyorot Dinas SDABMBK tidak becus dalam menggarap proyek jembatan Sarimulya. Patahnya tiang penyangga jembatan itu, kata dia, menjadi bukti bahwa pemerintah gagal dalam menyusun perencanaan pembangunan.
“Kita harus membuka catatan proses pembangunan jembatan Sarimulya yang jelas-jelas menggunakan uang rakyat dan harus dipertanggung jawabkan akibat jembatan tersebut ambrol,” serunya.
Oleh karenanya, Adi menegaskan, pihaknya meminta Walikota Tangsel mencopot kepala Dinas dan Sekretaris Dinas SDABMBK karena lalai dalam menjalankan tugas.
“Selain itu kami juga meminta aparat penegak hukum untuk segera mengusut tuntas kasus turap ambrol proyek normalisasi kali Serua dan buruknya pembangunan jembatan Sarimulya,” ujarnya.
Terakhir, lanjut Adi, saya menuntut aparat penegak hukum untuk segara memeriksa dan menangkap Kepala dan Sekretaris DSDABMBK Kota Tangsel yang diduga terlibat jual beli dan pungli setoran proyek besar pada Dinas tersebut.