Kamis,  21 November 2024

Jaga Anak Buah Di Tahun Pemilu, Sri Mulyani Slepet Bea Cukai

RN/NS
Jaga Anak Buah Di Tahun Pemilu, Sri Mulyani Slepet Bea Cukai
Sri Mulyani saat acara Bea Cukai.

RN - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak ingin anak buahnya menjadi sasar tembak. Dia mengingatkan para pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjaga netralitasnya jelang Pemilu pada 14 Februari nanti. 

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Rapat Kerja Pimpinan Direktorat Jenderal Bea Cukai (Ditjen Bea Cukai), di Sentul, Bogor Rabu (24/1).

Sri Mulyani mengatakan, para pegawai bebas dengan pilihannya masing-masing. Namun demikiam, ia mewanti-wanti agar para pegawai tetap waspada dan menjaga sikap jelang pelaksanaan Pemilu kali ini.

BERITA TERKAIT :
19,9 Ribu Ibu Hamil Kurang Energi, Sri Mulyani Sebut Anggaran Kesehatan Rp187,5 T
Perjalanan Dinas Pejabat Cuma Belanja Dan Foto-Foto

"Tahun Pemilu jaga sikap kita, netralitas itu adalah sesuatu yang sudah menjadi keharusan. Anda bisa punya preferensi apa saja lakukan pada saat anda di kotak suara," kata Sri Mulyani, dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan, Kamis (25/1/2024).

"Itu adalah value yang menunjukkan bahwa kita sebagai manusia diatur oleh undang undang dan diatur oleh tata krama," sambungnya.

Di sisi lain, Sri Mulyani juga mengapresiasi kinerja dan kerja keras Bea Cukai di tengah ketegangan kondisi global beberapa waktu ke belakang. Ia juga mengingatkan, tantangan juga masih akan dihadapi di 2024 ini.

Untuk itu, Sri Mulyani mendorong reformasi dan evaluasi di dalam kepabeanan dan cukai harus terus dilakukan.

"Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang ada di dalam Lingkungan Kementerian Keuangan adalah pengelola keuangan negara yang memiliki 4 tugas khusus, yaitu trade facilitator, industrial assistance, community protector, revenue collector. Ini harus terus menerus dilakukan kalibrasi," ujarnya.

Ia juga mengingatkan, climate change, digitalisasi, dan pertumbuhan demografi Indonesia juga menjadi isu yang perlu menjadi perhatian bersama. Hal ini penting dalam perjalanan Indonesia untuk keluar dari perangkap negara berpendapatan menengah atau middle income trap, menuju Indonesia maju.