Senin,  25 November 2024

Khofifah Effect, Eksodus Para Kiai Jawa Timur ke Prabowo-Gibran Makin Tak Terbendung

RN/CR
Khofifah Effect, Eksodus Para Kiai Jawa Timur ke Prabowo-Gibran Makin Tak Terbendung
KH Ahmad Fuad Noerhasan, pengasuh Ponpes Sidogiri Bersama Khofifah Indar Parawansa -Net

RN - Eksodus para kiai dan gus muda di Jawa Timur mendukung pasangan Prabowo-Gibran makin tak terbendung.

Fenomena ini terjadi pasca tampilnya Khofifah Indar Parawansa yang all out bagi pasangan Capres-Cawapres 02 itu.

Pengamat politik dari Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga, Fahrul Muzakki mengatakan, gelombang dukungan para kiai, pengasuh pesantren besar, dan gus muda kepada Paslon 02 sangat wajar.

BERITA TERKAIT :
Gubernur Jawa Timur, Risma Bisa Salip Khofifah
PDIP PKB Siap Koalisi Di Jakarta Dan Jatim, Mau Gempur Khofifah 

Hal itu dikarenakan mereka (para kiai dan gus muda) juga berpikir rasional. Jika kemudian sudah terlihat  jelas-jelas bahwa Paslon 02 (Prabowo-Gibran) akan memenangi satu putaran maka kenapa tidak kemudian beralih dukungan. 

Bahkan kata Fahrul, fenomena saat ini banyak gus-gus muda sudah goyang. "Itu semisal Gus Kautsar, sudah agak agak mulai goyang ke arah 02," kata Fahrul, dalam keterangannya seperti dilansir harianbangsa dikutip Rabu (31/1/2024).

Fahrul melanjutkan, di kalangan pesantren dan beralihnya dukungan itu juga jadi fenomena gunung es yang tidak terlihat di permukaan.

"Bahayanya di mana? Ya akan ada banyak dukungan kiai dan pesantren Jatim login dukung Paslon 02. Hal ini karena tampilnya Bu Khofifah Indar Parawansa, yang all out bagi Paslon 02. Tentu saja, hal itu tak bisa dibendung kemudian akan diikuti oleh para tokoh dan kiai se Jatim," tukasnya.

Di sisi lain, pesantren dan kalangan pondok yang memiliki pengaruh besar di akar rumput sudah harus menghitung rekam jejak mereka. Jika kemudian keliru menjatuhkan dukungan, maka apa yang menjadi perjuangan mereka membuka akses berbagai hal akan buntu. Sebaliknya, jika mendukung yang akan jelas menang, maka harapan strategis masa depan pesantren mereka lebih terang.

Diakui atau tidak, bahwa pengaruh Khofifah Indar Parawansa, yang dalam pencalonan Pilkada Jatim 2019 lalu itu, menguasai kalangan pesantren akan berdampak besar terhadap dukungan 02.

"Bahkan minggu-minggu ini, gelombang dukungan ke Paslon 02 di Jatim akan tambah besar. Mengingat posisi strategis Khofifah yang juga akan melanjutkan di Pilgub Jatim tahun ini, pasca pilpres," terangnya.

Terakhir kata Fahrul, ada memang beberapa kiai dan gus muda di Jatim yang jadi panutan masyarakat masih belum menampakkan diri mendukung Prabowo - Gibran. Tapi, secara wajar dan rasional mereka akan menunjukkan diri setelah mendekati coblosan ini, karena sinyal kekuatan Paslon 02, yang indikator memenangi satu putaran mulai nampak.

"Termasuk, begini. Masak Bu Khofifah sudah pasang badan ke Paslon 02 mereka tidak mengikuti. Itu kan tidak menguntungkan bagi posisi mereka di Jawa Timur," pungkasnya.

Sebelumnya, gerakan Khofifah sebagai Tim Kampanye Nasional untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran satu putaran di Jatim mampu mengkerek gelombang dukungan dari ulama besar di Jawa Timur.

Teranyar, datang dari KH Ahmad Fuad Noerhasan, pengasuh Ponpes Sidogiri, Pasuruan, mendukung Capres nomor 02 Prabowo-Gibran.

Ketua TKD Jawa Timur Boedi Prijo Soeprajitno membenarkan bahwa Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Ahmad Fuad Noerhasan, mendukung Paslon 02 Prabowo-Gibran.

Kata Boedi, usai Harlah SPSI ke-51 di Sidoarjo, Khofifah Indar Parawansa bersama pihaknya bertemu dengan KH Akhmad Fuad Noerhasan, di Ponpes Sidogiri.  Usai pertemuan itu, mereka berpose dengan mengacungkan dua jari tanda dukungan kepada Paslon 02, Prabowo Gibran.

"Hubungan Bu Khofifah dan komunikasi dengan para kiai di Sidogiri sejak dipimpin oleh Romo Kiai Haji Nawawi Abdul Jalil, itu terjalin baik. Bahkan saat ini, Bu Khofifah, mendapat suplai dukungan dari Sidogiri ini menambah semangat untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Timur,” jelas Boedi Prijo.

Mantan birokrat Pemprov ini menambahkan silaturahim kepada para tokoh dan ulama akan terus dilakukan sampai menjelang hari coblosan 14 Februari 2024.