RN - Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI) 98, Willy Prakarsa, bingung, prihatin bercampur sedih melihat dan mendengar orasi politik Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang ‘nyerang’ institusi negara TNI/Polri dan ASN saat kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK, Sabtu (3/2/2024) kemarin.
“Saya bingung dan tidak habis pikir, orasi politik kok bawa-bawa Institusi Negara seperti TNI dan Polri, salah mereka apa?,” ujar Willy Prakarsa, Minggu (4/2/2024).
Menurut Willy, orasi politik seperti adalah bentuk kepanikan yang tidak mendasar alias kepanikan karena semata-mata menduga-duga.
BERITA TERKAIT :Meski Diguyur Hujan, Dukcapil Penjaringan Tetap Gelar Pelayanan di Pos RW 17
Biar Tahu Item Loksem Binaan UMKM, Kelurahan Penjaringan Tebar Data di Website Pemkot Jakut
“Kenapa sih harus panik? Kalau bukan yang jagain TNI dan Polri, apakah ada jaminan acara tersebut berjalan aman?,” imbuh Willy.
Selanjutnya Willy berharap agar TNI dan Polri sabar dan berlapang dada menghadapi kelompok PANIK. “Semoga TNI dan Polri tidak terpancing emosi buat kelompok yang PANIK,” tukasnya.
Diberitakan, Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, saat kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di GBK, Sabtu (3/2) kemarin mengingatkan kepada aparat penegak hukum khususnya TNI dan Polri agar tidak melakukan intimidasi kepada rakyat Indonesia pada pemilu 2024 nanti.
“Ingat, hei polisi jangan lagi intimidasi rakyatku. Hei tentara jangan lagi intimidasi rakyatku. Emang polisi iku sopo yo, Panglima iku sopo yo. PDI Perjuangan adalah partai sah di republik ini artinya diizinkan untuk mengikuti yang namanya Pemilu,” ujar Megawati saat menyampaikan orasi politik di atas podium.
Tak hanya TNI dan Polri, ASN juga tak luput dari ‘serangan’. Ketua Umum PDIP itu memberikan peringatan kepada aparatur sipili negara (ASN) untuk bersikap netral. Sebab, menurut dia (Megawati Soekarnoputri) ketidaknetralan sudah terjadi ke beberapa kader PDIP jelang pemilu 2024 ini.