Jumat,  22 November 2024

Mantan Mendag Sebut Jokowi Seperti Bung Karno, Inspirasi Afrika

RN/CR
Mantan Mendag Sebut Jokowi Seperti Bung Karno, Inspirasi Afrika
Presiden Joko Widodo -Net

RN - Presiden Joko Widodo disebut seperti Bung Karno. Kesuksesan Presiden Indonesia Ke-7 ini menjadi inspirasi bangsa Afrika.

Begitu dikatakan Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) RI Muhammad Lutfi, dahulu Bung Karno menjadi inspirasi bangsa Afrika lewat ideologi dan pemikorannya menggagas semangat kemerdekaan.

“Saat ini Pak Jokowi lewat kebijakan hilirisasi sumber daya alam menginspirasi Afrika. Bangsa Afrika ingin mencontoh Indonesia yang menjadi tuan rumah dalam mengolah kekayaannya sendiri. Ini kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa,” ujar Lutfi, dikutip Senin (5/2/2024).

BERITA TERKAIT :
Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jokowi Getol Endorse RIDO, Dendam Ke PDIP Atau...?

Lutfi mengungkapkan, Afrika menganggap Indonesia sebagai role model bagi proyek hilirisasi untuk negara-negara berkembang penghasil tambang di dunia. Sama halnya dengan Indonesia, Afrika pun kaya dengan sumber daya alam, terutama tambang.

Negara Afrika ingin mencontoh kisah sukses Indonesia yang mampu melakukan hilirisasi tambangnya, terutama nikel dan emas hingga menghasilkan nilai tambah yang jauh lebih besar.

Di era Jokowi, berkah hilirisasi tambang yang dilakukan, Indonesia mendapat manfaat 43,9 kali lebih besar dibanding sebelumnya.

Lembaga dunia Carnegie Endowment for International Peace tertarik untuk mengambil pembelajaran dari sejumlah kebijakan strategis di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Mereka lantas mengundang Eks Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi untuk menjadi pembicara utama dalam seminar dunia terkait kebijakan strategis pemanfaatan kekayaan alam di Afrika.

Sebagai mantan menteri yang mengerti betul kebijakan hilirisasi Jokowi, Lutfi memang kerap berbicara di media sosial soal kebijakan pemerintah. Tak hanya itu, dalam sejumlah forum dunia seperti pertemuan WTO, eks Dubes Jepang dan Amerika ini kerap menjadi pembicara.

"Lembaga Carnegie Ebdowment ini pernah bertemu saya di forum WTO kemudian karena beberapa konten di media sosial di mana saya menjelaskan soal kebijakan hilirisasi Indonesia, mereka kemudian memberi undangan agar Indonesia bisa membagikan pengalaman suksesnya soal hilirisasi," katanya.

Sementara itu, dilansir antaranews, Direktur pendiri Program Afrika di Carnegie Endowment Zainab Usman mengundang Lutfi untuk berpartisipasi dalam lokakarya tertutup untuk membahas perkembangan minat global terhadap mineral penting di Afrika dan bagaimana pemerintah Afrika dapat melakukan pendekatan terbaik terhadap tantangan yang dihadapi dalam proses negosiasi kontrak.

Lokakarya ini mempertemukan pejabat pemerintah, perwakilan dari organisasi multilateral dan organisasi non-pemerintah, serta pemangku kepentingan utama.

"Saya menulis ini dalam kapasitas saya sebagai direktur pendiri Program Afrika di Carnegie Endowment for International Peace untuk mengundang Anda secara pribadi berpartisipasi dalam kegiatan ini," kata Zainab.

Hal ini mengingatkan kepada Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno yang memiliki gagasan dan pemikiran tentang perjuangan kemerdekaan yang mampu menginspirasi dan mempersatukan bangsa-bangsa Asia-Afrika.

Bahkan para pejuang kemerdekaan di Timur Tengah banyak belajar dan berguru kepada Bung Karno untuk mewujudkan kemerdekaannya.

Acara ini berupaya untuk mengkaji cara-cara spesifik di mana negara-negara Afrika dapat memaksimalkan kepentingan global terhadap mineral di benua tersebut.

Selain itu, para peserta diharapkan bisa berbagi tantangan, keberhasilan dan/atau peluang yang dihadapi oleh para pemangku kepentingan di Afrika selama proses negosiasi kesepakatan mineral penting. Juga untuk menentukan praktik terbaik dan strategi utama untuk negosiasi di masa depan.

Carnegie Endowment adalah lembaga think tank tertua dan paling bergengsi di Amerika Serikat. Lokakarya ini akan dipandu oleh Dr. Folashade Soule. Dr. Soule adalah peneliti senior di Universitas Oxford, peneliti tamu di Universitas Ghana, dan peneliti non-residen di program Carnegie Endowment Africa.