RN - Jajaran aparatur sipil negara (ASN), TNI, dan Polri diharapkan menjaga netralitas. Saat ini memang lagi heboh adanya aparatur negara dikerahkan untuk salah satu calon presiden.
Hal ini disampaikan Anies menanggapi dugaan pengerahan aparat negara untuk memenangkan capres-cawapres tertentu yang disinggung dalam film dokumenter Dirty Vote.
"Pemilu ini adalah kesempatan untuk mengubah nasib semua keluarga, termasuk keluarga ASN, termasuk keluarga polisi, termasuk keluarga TNI, termasuk keluarga kepala desa," kata Anies saat berada di kediaman Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Senin (12/2).
BERITA TERKAIT :Relawan Anies Di Kota Bekasi Siap Gembosi Jago PKS, Di Jakarta Kapan Nih?
Pelantikan Prabowo Bakal Dihadiri Ganjar Dan Anies, Tensi Politik Bakal Aman Dan Sejuk
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan tak ada guna ASN, anggota TNI dan Polri ikut terlibat dalam gerakan untuk mencurangi Pemilu 2024.
"Ketika ada manipulasi dan orang-orang yang terlibat manipulasi, keuntungannya tidak didapat mereka, keuntungannya didapat yang mau berkuasa,” jelas Anies.
“Jadi tinggal ingat nih, melaksanakan, kalau ada perintah-perintah seperti itu yang dapat keuntungan bukan yang mengerjakan, yang akan mendapat keuntungan itu sekelompok kecil,” pungkasnya.
Film Dirty Vote yang disutradarai Dandhy Laksono mengungkap berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi.
Penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang di demi mempertahankan status quo. Bentuk-bentuk kecurangannya diurai dengan analisa hukum tata negara.