Jumat,  22 November 2024

Beras Langka Dan Mahal, Jangan Sampai Ramadhan Di DKI Krisis 

RN/NS
Beras Langka Dan Mahal, Jangan Sampai Ramadhan Di DKI Krisis 
Ilustrasi

RN - Harga bahan pokok mulai merangkak naik. Jika kondisi ini didiamkan bisa memberatkan masyarakat.

Selain itu yang parah adalah beras juga langka dan naik. "Beras mahal dan langka," tegas Indun warga Kembangan Utara, Kembangan, Jakbar, Jumat (23/02).

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mengapresiasi langkah Pemprov DKI menggelar pasar murah di seluruh wilayah ibukota.

BERITA TERKAIT :
Wahyu Suparyono Dirut Bulog, Semoga Erick Thohir Bukan Pilih Orang Yang 'Kaleng-Kaleng'
Jelang Pilkada, Jokowi Bakal Sawer Beras Lagi

Dengan adanya Pasar Murah, August berharap kebutuhan masyarakat akan pangan terpenuhi. Sehingga mampu mengantisipasi penjual nakal yang sering menimbun pangan demi meraih keuntungan di momentum tertentu.

“Untuk mencegah penimbunan dan juga spekulasi harga, program pasar murah ini harus menyesuaikan jumlah beras yang akan dijual dengan kebutuhan riil masyarakat, sehingga tidak ada ruang bagi spekulan untuk membeli sisa stok yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat,” kata August.

August mengingatkan kepada Pemprov DKI agar melaksanakan program pangan murah secara konsisten. Dengan begitu tidak ada lagi kelangkaan pangan. Sebab, kelangkaan pangan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

“Saya cek ke pasar memang bukan hanya masalah harga yang mulai naik, tapi juga stok yang menipis. Selain karena belum masuk musim panen, namun juga karena menjelang bulan Ramadan. Ini harus menjadi perhatian,” kata politikus PSI ini.

Menurut data infopangan.jakarta.go.id, harga beras pada Kamis (22/2), sudah mencapai Rp. 15.431 per kilogram. Sedangkan minyak goreng curah Rp. 16.013 per liter.

Sementara cabai merah keriting Rp. 89.146 per kilogram, bawang merah Rp. 39.487 per kilogram, bawang putih Rp. 42.268 per kilogram, dan ayam Rp. 40.153 per ekor.