RN - Menteri BUMN Erick Thohir menjadi sorotan lagi. Ketua Umum PSSI ini dinilai terlalu tergesa-gesa menunjuk komisaris di BUMN.
Sebab, apapun alasannya, dengan menunjuk tim sukses (timses) Prabowo-Gibran berabu politis. Artinya Prabowo-Gibran belum ditetapkan KPU sebagai pemenang pilpres.
Kabar beredar, Erick menunjuk dua pimpinan BUMN dari timses Prabowo-Gibran. Penunjukan komisaris secara tidak objektif itu tentunya bisa membuat gaduh.
BERITA TERKAIT :Bos Garuda Indonesia Mau Didepak Seperti Pertamina, Irfan Setiaputra Sudah Dapat Bocoran?
Marger BUMN Ala Erick Thohir, Solusi Atau Cuma Gengsi?
Bahkan di internal timses Prabowo-Gibran juga sudah mulai resah dengan adanya pembagian jabatan tanpa melihat kinerja saat pilpres.
Dikutip dari tempo.co Ekonom senior The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didin S Damanhuri menilai Menteri BUMN Erick Thohir mengembalikan BUMN sebagai sapi perah politik. Itu tercermin dari keputusan Erick menunjuk dua pendukung Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka sebagai komisaris BUMN.
Diketahui, penunjukan Komisaris Independen PT Kilang Pertamina Internasional dan Komisaris Independen PT Pertamina Patra Niaga.
Didin menyoroti pengalaman bagi-bagi jatah Komisaris BUMN berbasis balas jasa politik dan bukan berdasar kompetensi dan profesionalitas selama ini. Menurut dia, banyak fungsi kontrol para komisaris yang nyaris tak berfungsi.
Akibatnya, berujung pada banyak kasus kerugian BUMN. "Misalnya BUMN Karya, Garuda, Indofarma, Krakatau Steel dan lain-lain," ujar Didin.