RADAR NONSTOP - Tes kepatutan atau fit and propers test hanya sekedar mencari tahu profil Cawagub. Bukan memberikan nilai atau menggugurkan kandidat. Keputusan tetap ada di partai.
Begitu dikatakan salah satu anggota panelis fit and propers test Cawagub DKI Jakarta, Syarif, kepada wartawan usai pertemuan dengan 3 panelis lainnya, Rabu (23/1/2019).
"Maksud dari tes ini bukan menggugurkan siapa atau siapa, bukan juga untuk memberi skor. Tapi, tes ini hanya menggambarkan, memotret kandidat seperti apa riwayat hidupnya, rekam kerjanya, visi dan misi mereka ke depan," tutur Syarif.
BERITA TERKAIT :Dedi Mulyadi Sudah 71,5 Persen, Syaikhu Gak Laku Dan PKS Lagi Anjlok
RIDO Kalah Di-Survei Dengan Pram-Rano, KIM Plus Masih Mandek Akibat Janda Kaya
Syarif melanjutkan, gambaran yang dibuat oleh panelis yang terdiri dari para ahli tersebutlah yang akan menjadi dasar bagi Partai Gerindra dan PKS menentukan dua nama kandidat yang akan diusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Diketahui, PKS mengusulkan tiga kadernya untuk mengisi kursi kosong DKI 2 yang ditinggalkan Sandiaga Uno, yakni, Abdurrahaman Suhaimi, Achmad Syaiku, dan Agung Yulianto yang semuanya berasal dari PKS.
Selain Syarif, ada 3 nama yang menjadi panelis tes kepatutan, peneliti bidang politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Mantan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Eko Prasodjo, dan akademisi Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun.
"Setelah mendapat hasil dari para panelis inilah nanti Partai Gerindra dan PKS akan berdiskusi mengerucutkan dari tiga menjadi dua nama untuk diserahkan ke gubernur, lalu gubernur menyampaikan ke DPRD dalam paripurna," pungkasnya.