Jumat,  22 November 2024

Iran Tak Gentar Gempur Yahudi, Israel Ngemis Dukungan Ke Eropa 

RN/NS
Iran Tak Gentar Gempur Yahudi, Israel Ngemis Dukungan Ke Eropa 
Rudal Iran serang Israel.

RN - Republik Islam Iran tak gentar. Iran siap melawan sikap arogan Israel dan menghancurkan pangkalan militer rezim Zionis Yahudi. 

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Islam Iran menyatakan tentang pembalasan atas tindakan agresif rezim Zionis terhadap Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Damaskus-Suriah.

Kemenlu Republik Islam Iran mengatakan bahwa pada Ahad, 14 April 2024 angkatan bersenjata Republik Islam Iran dalam menjalankan hak wajarnya untuk membela diri seperti yang diatur dalam pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

BERITA TERKAIT :
Israel Bom Rusun Di Gaza, Ratusan Mayat Bergelimpangan 
Setelah Bela Gaza Palestina, Kini Mia Khalifa Tobat Dari Bintang Film Seks

Sebagai tanggapan pembalasan terhadap agresi militer berulang-ulang rezim Zionis yang menyebabkan kesyahidan para penasihat militer resmi Iran yang secara resmi hadir di Suriah atas undangan pemerintah Suriah dan beraktivitas di sana.

"(Maka) serangkaian serangan militer dilakukan oleh angkatan bersenjata Iran terhadap pangkalan militer rezim Zionis," tulis Siaran Pers Resmi dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, Ahad (14/4/2024)

Langkah hari ini juga sekaligus merupakan pembalasan secara khusus terhadap serangan militer rezim Zionis pada tanggal 1 April 2024 terhadap fasilitas diplomatik Iran di Damaskus-Suriah.

Republik Islam Iran mempergunakan kesempatan ini untuk menekankan kembali kepatuhannya terhadap prinsip-prinsip dan tujuan Piagam PBB serta hukum internasional.

Begitu juga Iran menegaskan tekad tegasnya untuk mempertahankan kedaulatan, integritas wilayah, dan kepentingan nasionalnya terhadap berbagai bentuk penggunaan ilegal kekuatan dan agresi.

Tindakan defensif Republik Islam Iran dalam menjalankan haknya untuk membela diri menunjukkan pendekatan bertanggung jawab Iran terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional, pada saat tindakan ilegal dan genosida yang dilakukan oleh rezim apartheid Zionis terhadap bangsa Palestina, serta agresi militer terhadap pemerintah negara-negara di kawasan dengan tujuan memperluaskan api peperangan terus dilakukan oleh rezim Zionis.

"Apa bila diperlukan maka Republik Islam Iran tidak akan ragu untuk mengambil tindakan yang lebih defensif untuk melindungi kepentingan sahnya dari tindakan militer agresif dan penggunaan kekuatan ilegal," demikian tulis siaran pers tersebut.

Iran menepati janjinya membalas serangan yang menewaskan dua jenderal Garda Revolusi. Iran pada Ahad (14/4/2024) dini hari WIB melancarkan serangan ke Israel dengan mengirim puluhan drone seperti dilaporkan Axios dilansir Times of Israel.

Sementara Sky News Arab mengutip media Iran mengatakan bahwa sebanyak 50 drone diterbangkan menuju Tel Aviv.

Penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan Israel panik dengan kemungkinan respons Iran atas serangan mematikan di kantor konsulat Iran di Suriah. Serangan itu menewaskan tujuh orang, termasuk perwira senior Garda Revolusi Iran.

"Pekan ini Zionis sepenuhnya panik dan dalam keadaan waspada," kata Yahya Rahim Safavi pada kantor berita ISNA seperti dikutip dari Aljazirah, Sabtu (13/4/2024).

"Mereka tidak tahu apa yang ingin Iran lakukan, sehingga mereka dan pendukung mereka ketakutan," katanya seperti dikutip ISNA.

Angkatan Darat Israel mengumumkan menangguhkan cuti unit tempurnya dan mengatakan pemerintah memutuskan meningkatkan jumlah personel dan tentara wajib militer untuk beroperasi di pertahanan udara.

"Perang politik, media, dan psikologis ini lebih menakutkan bagi mereka dibandingkan perang itu sendiri, karena mereka menunggu serangan setiap malam dan banyak dari mereka yang melarikan diri dan berlindung di tempat perlindungan," kata Safavi. 

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mendesak Uni Eropa menjatuhkan sanksi pada Iran dan mendeklarasikan Garda Revolusi sebagai "organisasi teroris".

“Rezim Ayatollah Khamenei adalah rezim kriminal yang mendukung kejahatan Hamas dan sekarang melakukan operasi pembajakan yang melanggar hukum internasional,” kata Katz.