Rabu,  29 October 2025

Zona Aman Jadi Neraka, 9 Tewas di Gaza

M. RA
Zona Aman Jadi Neraka, 9 Tewas di Gaza
Dok. Serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza.

RN – Dunia kembali menatap Gaza dengan dada sesak. Gencatan senjata yang seharusnya membawa napas damai justru kembali berubah menjadi kobaran api. Sedikitnya sembilan warga Palestina tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan udara brutal Israel di Jalur Gaza, Selasa malam (28/10/2025).

Menurut sumber medis setempat, rentetan bom dan rudal menghantam kawasan permukiman Sabra di Kota Gaza, wilayah yang sejatinya termasuk dalam “garis kuning”, area yang seharusnya aman sesuai perjanjian gencatan senjata. Dalam sekejap, sebuah rumah luluh lantak, menewaskan empat orang di dalamnya, sementara lainnya masih tertimbun reruntuhan.

Tak berhenti di situ, lima warga lainnya meregang nyawa setelah sebuah kendaraan di Khan Younis dihantam serangan udara Israel. Ironisnya, wilayah itu juga masuk dalam zona “garis kuning” yang dijanjikan bebas dari operasi militer.

BERITA TERKAIT :
Dunia Sepakat Damai, Gaza Masih Berdarah

“Garis kuning” sendiri adalah batas wilayah yang ditetapkan setelah pasukan Israel menarik diri sesuai kesepakatan gencatan senjata. Garis ini membentang dari Gaza Utara hingga ke pinggiran Rafah.

Aksi militer ini terjadi tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan ‘serangan segera dan kuat’ ke Gaza, dengan dalih bahwa kelompok Hamas melanggar kesepakatan damai. Dalam beberapa jam, langit Gaza dipenuhi cahaya merah dan suara ledakan.

Sumber lapangan melaporkan, serangan udara mengguncang kamp pengungsi Shati, sementara tembakan artileri menghantam Deir al-Balah di Gaza tengah. Bahkan, rudal juga dilaporkan jatuh tak jauh dari Kompleks Medis Shifa, salah satu rumah sakit terbesar di Gaza.

Padahal, perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang disepakati sejak 10 Oktober lalu disebut sebagai bagian dari rencana perdamaian yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Fase pertamanya mencakup pertukaran sandera dan tahanan, disusul rekonstruksi Gaza serta pembentukan pemerintahan baru tanpa kehadiran Hamas.

Namun di lapangan, yang tersisa hanyalah debu, darah, dan ketakutan. Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.000 orang dalam gelombang serangan yang disebut paling mematikan sepanjang sejarah konflik Gaza. 

 

#Gaza   #Israel   #Tewas