RN - Sebanyak 14 Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang tergabung dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), berkunjung ke Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Jumat (03/05/2024).
Dalam kunjungannya, rombongan rektor itu melakukan penjajakan kerja sama strategis perguruan tinggi dengan industri berskala besar di Indonesia. Kawasan IMIP sendiri telah mempekerjakan lebih dari 81.000 pekerja langsung, dan membutuhkan beberapa puluh ribu lagi di masa yang akan datang.
HR Director PT IMIP, Achmanto Mendatu mengatakan, kunjungan MRPTNI merupakan bagian dari kerja sama dengan dunia pendidikan di Indonesia. Khususnya dengan PTN dalam berbagai bidang, baik dalam perekrutan alumni, pemberian beasiswa dalam dan ke luar negeri, pemagangan mahasiswa dan dosen, penyediaan dosen industri, kuliah umum industri di kampus-kampus, dan sebagainya.
BERITA TERKAIT :Anggaran Pendidikan Rp 660,8 Triliun, KPK Bingung UKT Masih Mahal
Nadiem Blunder, Setelah Prabowo Dilantik UKT Bakal Dihapus
“Sinergi antara dunia usaha dan perguruan tinggi bisa menjadi kunci utama guna mendorong peningkatan inovasi dan kualitas SDM, sebagai upaya memperkuat daya saing di dunia internasional. Kerja sama ini diharapkan membantu peningkatan kualitas SDM Indonesia di sektor hilirisasi mineral dan logam, sebagai bagian dari mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” jelas Achmanto Mendatu.
Saat ini, PT QMB New Energy Materials, yang merupakan salah satu Tenant di Kawasan IMIP, membuka Program Beasiswa S2 ke luar negeri, dalam bidang Metalurgi dan Sains Material. Bekerja sama dengan Central South University (CSU), penerima beasiswa belajar selama 3 (tiga) tahun di China, yang didanai bersama antara GEM Co., Ltd (pemegang saham mayoritas PT QMB New Energy Materials), Kemenko Marves RI, LPDP, dan Central South University.
Di hadapan para rektor, Profesor Xu Kaihua, founder of GEM Co.,Ltd (Direktur Utama PT QMB New Energy Materials), menjelaskan Program beasiswa kerja sama CSU ini telah memasuki angkatan keempat. Fokus jurusan yang akan didanai adalah Jurusan Teknik Metalurgi, Teknik transportasi (railway), dan Perdagangan Internasional (industri logam dan non-logam). Meski begitu, beberapa jurusan yang masih relevan misalnya teknik pertambangan, kimia, dan material, masih bisa tercover dalam program tersebut.
“Satu tahun pendanaan beasiswa dilakukan LPDP, satu tahun oleh CSU, dan satu tahun oleh PT QMB. Hanya saja, seperti dalam beberapa kasus sebelumnya, dimana kuota yang diberikan oleh LPDP masih belum memadai, sehingga kita isi dengan kuota full pendanaan dari PT QMB. Pada beberapa kasus juga, karena kuota penerima bantuan yang diajukan oleh LPDP masing kurang, maka kita isi dengan karyawan,” jelas Profesor Xu Kaihua.
Untuk memenuhi quota beasiswa, lanjutnya lagi, PT QMB New Energy Materials meminta bantuan kepada MRPTNI dalam mempromosikan dan dapat juga dalam menjaring kandidat penerima program beasiswa S2 tersebut. Sebagai tindak lanjut dari tawaran kerja sama itu, rombongan rektor ini kemudian melakukan kunjungan ke Kawasan IMIP. Tujuannya, agar mereka dapat melihat secara langsung proses hilirisasi yang dilakukan di Kawasan IMIP, khususnya di PT QMB.
“Jadi pertemuan kali ini merupakan inisiatif kedua belah pihak yang memiliki misi dan kepedulian yang sama bagi pembangunan dan kesejahteraan kedua bangsa” Lanjut Profesor Xu Kaihua.
Di tempat terpisah, Ketua MRPTNI, Profesor Drs H Ganefri MPd PhD mengatakan, rencana kerja sama program beasiswa pendidikan ini merupakan program yang baik dan strategis. Olehnya itu, kata dia, hal tersebut perlu segera untuk direalisasikan. Apalagi, lanjutnya lagi, ini menjadi sebuah peluang yang sangat baik untuk meningkatkan kualitas PTN yang sejalan dengan program Merdeka Belajar.
"Investasi asing memang sangat diperlukan dalam pengelolaan sumber daya alam. Namun agar tidak menimbulkan dampak negatif dan benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat maka perlu ada kesadaran bersama untuk melakukan recoveri terhadap alam dan penguatan infrastruktur sosial budaya masyarakat. Disinilah pentingnya memasukkan peningkatan kapasitas SDM di bidang sosial budaya dalam program ini, di samping peningkatan soft skill tehnokratis,” urai Profesor Ganefri.
Sebagai tindak lanjut dari kunjungan ini, MRPTNI akan segera melakukan pertemuan lanjutan dengan para anggota untuk membahas tehnis pelaksanaan kerja sama, pembagian kuota masing-masing perguruan tinggi yang tergabung dalam MRPTNI. Termasuk sistem seleksi dan standardisasi para mahasiswa yang akan menerima beasiswa.
“Kami juga akan segera melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait, seperti Dirjen Diktiristek Kemendikbud RI, LPDP, para rektor dan lain-lain, agar program yang bagus ini dapat segera berjalan,” kata Profesor Ganefri.