Selasa,  15 October 2024

Alhamdulillah, Serangan Israel Ke Palestina Gagal Dihadang Suriah  

RN/NS
Alhamdulillah, Serangan Israel Ke Palestina Gagal Dihadang Suriah  
Poster Benjamin Netanyahu yang dibawa pendemo.

RN - Aksi biadab Israel bisa dihadang Suriah. Sistem pertahanan udara Suriah berhasil menggagalkan serangan Israel menjelang fajar di wilayah pedesaan Damaskus pada Kamis (9/5/2024).

Data itu diungkap oleh laporan Kantor Berita Arab Suriah (SANA). “Sekitar pukul 03.20 (waktu setempat, atau 07.20 WIB) fajar hari ini, Israel melancarkan serangan udara dari arah Golan Suriah yang diduduki, menargetkan satu bangunan di pedesaan Damaskus,” demikian laporan SANA yang mengutip sumber militer Suriah.

Sumber militer tersebut menambahkan, pertahanan udara tentara Suriah merespons agresi rudal Israel dan menembak jatuh beberapa di antaranya. Kantor berita tersebut mencatat bahwa kerugian hanya terbatas pada kerugian materiil.

BERITA TERKAIT :
Menlu Retno Lepas Bantuan Kemanusiaan BAZNAS untuk Sudan dan Palestina
Masjid Bersejarah Lebanon Berusia 100 Tahun Hancur Dibom Israel 

Di sisi lain, pada Senin, pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di Rafah timur, sebuah langkah yang secara luas dipandang sebagai awal dari serangan Israel yang telah lama dikhawatirkan terhadap kota tersebut, yang merupakan rumah bagi sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina.

Diketahui, akibat aksi brutal Israell hampir 34.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, dan 78.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Netanyahu Mundurlah 

Aksi kejam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus didemo. Netanyahu dituding bersikap brutal dengan membunuh banyak warga Palestina.

Demo menuntut Netanyahu mundur berujung bentrokan di Tel Aviv. Bentrok saat polisi membubarkan pengunjuk rasa termasuk anggota keluarga tawanan yang ditahan Hamas. 

Media Israel, termasuk Channel 12 dikutip Kantor Berita Palestina Sama pada Kamis (9/5/2024) melaporkan polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air untuk membubarkan para pengunjuk rasa di depan Kementerian Perang Israel.

Para pengunjuk rasa menuntut penandatanganan perjanjian segera dengan kelompok perlawanan Palestina, untuk menukar orang-orang Israel yang ditawan, dengan tahanan di penjara-penjara Israel. 

Media negeri Zionis itu melaporkan bahwa ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi dan memblokir jalan, banyak pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan "Tolong," “Bawa (mereka) pulang” dan “Tukar sandera sekarang!”.

Media Israel mengutip pernyataan istri Menteri Perang Yoav Gallant, bahwa jika berada di posisi keluarga para tawanan, maka dia akan melakukan hal yang sama dengan para pengunjuk rasa. Demonstrasi anti-Netanyahu telah menjadi hal biasa di Tel Aviv, dan kota-kota lain yang diduduki Israel. 

Para pengunjuk rasa menuntut perdana menteri mengundurkan diri atas kegagalannya memulangkan para tawanan.

Keluarga para tawanan Israel juga menulis surat kepada Gallant minggu ini, yang mana mereka memperingatkan terhadap segala invasi darat ke kota Rafah di Gaza selatan. “Jika Anda memulai operasi militer di Rafah, darah anak-anak kami akan berada di leher Anda,” demikian kutipan surat kepada Gallant.