Senin,  06 May 2024

TKN Tuding Puskaptis Lembaga Partisan, Kebakaran Jenggot ya?

RN/CR
TKN Tuding Puskaptis Lembaga Partisan, Kebakaran Jenggot ya?
Survei Puskaptis -Net

RADAR NONSTOP - Hasil survei Puskaptis menemukan selisih elektablitas Jokowi - Ma’ruf dengan Prabowo - Sandi tinggal 4,1 persen membuat TKN (tim kampanye nasional) kebakaran jenggot?

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Tb Ace Hasan Syadzily meminta publik bersikap kritis menanggapi hasil survei yang dirilis lembaga survei yang diduga partisan.

Menurut dia, hasil survei lembaga yang partisan kerap tidak menunjukkan realita di lapangan.

BERITA TERKAIT :
Kena Bully Penghianat, Kaum Nyinyir Jangan Usil, Ini Jawaban Puan Maharani
Hasto Ribut, Puan Malah Makan Takjil Bareng TKN Prabowo 

"Lihat dulu track record lembaga survei tersebut. Sandingkan dengan hasil lembaga survei yang lain. Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," kata Ace kepada awak media, Selasa (29/1).

Sebelumnya, Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) merilis hasil survei terkait Pilpres 2019. Dalam siginya, Puskaptis menempatkan pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul tipis dibanding pasangan Prabowo Sandi.

Jokowi-Ma'ruf dipilih 45,9% responden sedangkan Prabowo-Sandi dimenangkan 41,80% responden.

Survei Puskaptis bahkan menyebut pasangan Prabowo-Sandi menguasai sebagian besar wilayah di pulau Jawa dan Sumatera. 

Di Sumatera, Prabowo-Sandi unggul di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung.

Adapun di Jawa, Prabowo Sandi unggul di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Daerah Istemewa Yogyakarta (DIY). Di papan survei Puskaptis, Jokowi-Maruf hanya unggul di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Ace, Puskaptis memiliki rekam jejak 'hitam' tatkala memenangkan Prabowo-Hatta dalam hitung cepat Pilpres 2014. Saat itu, kata Ace, survei Puskaptis sempat membuat Prabowo dan para pendukungnya sujud syukur karena mengira memenangi pilpres.

"Padahal lembaga-lembaga survei kredibel waktu itu mengatakan bahwa Jokowi-JK yang menang dan sesuai dengan hasil perhitungan KPU (Komisi Pemilihan Umum)," ujarnya.

Karena itu, Ace meminta publik tak memercayai hasil survei Puskaptis. "Hasil survei Puskaptis itu anggap saja untuk nyeneng-nyenengin Pak Prabowo," tuturnya.

Senada, Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Abdul Kadir Karding mengatakan hasil survei Puskaptis tidak bisa dipercaya. Pasalnya, hasil sigi lembaga yang dipimpin Husin Yazid itu kerap meleset.

Selain di Pilpres 2014, sigi Puskaptis juga melenceng di Pilgub DKI Jakarta 2012 dan Pilgub Sumsel 2018.

“Nah, saya melihat lembaga survei ini tidak layak dipercaya dan mohon maaf sangat tidak jelas metodologinya. Karena itu, (tolong) jangan melakukan penyesatan terhadap publik," cetus Karding.

Puskaptis Membantah

Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid membantah hasil surveinya tidak kredibel. "Kalau secara metodologi sudah saya sampaikan semua. Metodologi saya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kaidah-kaidah ilmiah diuji secara ilmiah dan inilah temuan kami," katanya.

Dalam survei terbarunya ini, Puskaptis mengklaim melibatkan 2.100 responden. Metode yang digunakan ialah multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan mencapai 95% dan margin of error sekitar 2,4%. 

Di sisi lain, survei serupa yang digelar Indikator Politik Indonesia, Charta Politica dan Alvara menggunakan metodologi yang sama pada periode yang tak jauh berbeda menemukan pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di kisaran 15-20% dibanding pasangan Prabowo. 

Husin berkilah ada banyak faktor yang memungkinkan hasil surveinya  berbeda dengan lembaga lain. "Lihat dulu sampel mereka berapa dan sebarannya seperti apa karena sebaik-sebaiknya hasil survei (meskipun) metodologinya sudah bagus, ada faktor eror," kata dia.

Lebih jauh, Husin menegaskan, Puskaptis merupakan lembaga survei independen dan menggunakan ongkos sendiri dalam menggelar survei. "Dan, terpenting tidak berafiliasi dengan salah satu pasangan calon, baik Prabowo-Sandi maupun Jokowi-Ma'ruf," pungkasnya.