Jumat,  22 November 2024

Borong Parpol, Aktivis Jakarta: KIM Plus Cemen Banget  

RN/NS
Borong Parpol, Aktivis Jakarta: KIM Plus Cemen Banget  

RN - Koalisi Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dicap cemen. KIM Plus bukan hanya cemen tapi juga tak pede atau percaya diri bisa menang di Pemilihan Gubernur Jakarta (2024). 

Cemennya KIM Plus terlihat dari manuver untuk memborong partai mengusung Ridwan Kamil alias RK. Jika ini terjadi maka KIM Plus adalah alat untuk merusak tatanan demokrasi di Jakarta. 

Hal ini dikatakan Aktivis Pro Jakarta, Rio A Putra. Dalam siaran persnya, Rio mengaku, adanya skenario melawan kotak kosong atau calon independen sebagai boneka mulai memperlihatkan tanda-tanda kenyataannya. 

BERITA TERKAIT :
Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Pilkada Banten Dirusak Dengan Politisasi Hukum, Aktivis 98: Kita Tau Siapa Pemainnya

Dia mengatakan, skenario RK melawan kotak kosong makin nampak setelah partai-partai yang tergabung dalam KIM terus membujuk partai-partai di luar KIM untuk ikut bergabung dalam poros KIM. 

KIM Plus terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat. Koalisi pendukung Prabowo ini akan menggaet PKB, NasDem dan PKS.

"Indikasi RK akan melawan kotak kosong itu semakin nyata. Penggalangan kekuatan di luar poros KIM juga masih terus dilakukan dengan KIM Plus,” ujarnya, Minggu (4/8). 

Dia menambahkan, skenario lain adalah RK melawan calon independen. Sehingga kekuatan mesin KIM plus terkonsentrasi menggalang dukungan rakyat dan mengantarkan RK menjadi gubernur DKI Jakarta dengan mudah. 

"Di Pilkada Jakarta sekarang ini ada satu pasangan calon independen yang sudah memenuhi syarat pendaftaran di KPUD. Skenario keduanya RK akan lawan calon independen dan itu justru memudahkan RK menjadi gubernur DKI Jakarta," katanya. 

“KIM Plus dan RK tidak pede bertarung di Jakarta. Mereka ingin menang mudah. Buat lah seperti ini,” imbuh Rio.

Meski begitu, dia menilai upaya agar RK melawan kota kosong dia anggap sebagai upaya merusak sistem demokrasi yang sehat. Sebab, cara itu menutup ruang pilihan yang bervariasi bagi masyarakat. 

"Jangan rusak sistem demokrasi ini ataupun menskenariokan demokrasi semu hanya untuk memuluskan agenda-agenda tersembunyi di Jakarta," katanya.