Selasa,  17 September 2024

Gempa Jogja Dampak Megathrust Bergerak, Warga: Apa Ini Kiamat Ya

RN/NS
Gempa Jogja Dampak Megathrust Bergerak, Warga: Apa Ini Kiamat Ya
Gempa Jogjakarta.

RN - Yogyakarta diguncang gempa. Akibatnya puluhan rumah rusak akibat guncangan 5,8 M.

"Rumah goyang, apa ini kiamat kecil ya," tegas Darmo warga Jogja, Senin (26/8) malam.

Gempa juga terasa sampai Tasikmalaya Jawa Barat hingga Malang Jawa Timur. "Rumah goyang-goyang," ungkap Asep warga Tasikmalaya. 

BERITA TERKAIT :
Di Bawah Komando Walkot Jakbar Kang Uus, Permasalahan Lapangan Bola Kiamat Langsung Beres
Ancaman Gempa Megathrust Di Jawa Dan Sumatera, Bikin Merinding Aja

Diketahui, gempa bermagnitudo (M) 5,5 (sebelumnya BMKG menyampaikan M 5,8) berguncang dari laut selatan Yogyakarta alias Samudera Hindia. Gempa tersebut berguncang karena lempeng megathrust bergerak.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan lewat siaran pers tertulis, Senin (26/8/2024), gempa pukul 19.57.42 tadi tergolong gempa tektonik dengan pusat gempa yang dangkal.

"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,85° LS; 110,17° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 km arah Barat Daya Gunungkidul pada kedalaman 42 km," tulis Daryono.

"Gempa ini termasuk gempa megathrust. "Namun kecil," kata Daryono. Dia menjelaskan, lempeng-lempeng bumi di megathrust daerah Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa bergerak sehingga mengakibatkan gempa.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust)," kata Daryono.

Gempa ini tidak berakibat tsunami. Gempa ini dirasakan dari Malang di Jawa Timur hingga Tasikmalaya di Jawa Barat.

Hingga pukul 20.45 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 11 (sebelas) aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 4,0 dan magnitudo terkecil M 2,6. Menurut Daryono, gempa susulan biasanya berkekuatan lebih kecil.