Selasa,  17 September 2024

Ancaman Gempa Megathrust Di Jawa Dan Sumatera, Bikin Merinding Aja

RN/NS
Ancaman Gempa Megathrust Di Jawa Dan Sumatera, Bikin Merinding Aja
Gempa Megathrust.

RN - Beberapa wilayah menjadi ancaman gempa Megathrust. Dari Jawa, Sumatera, hingga Indonesia bagian timur berpotensi terkena imbas. 

Bidang megathrust diketahui seukuran Pulau Jawa. Jika bidang itu bergerak maka bisa mengancam dan guncangannya akan besar.

Peneliti Ahli Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa mengungkap sejumlah wilayah Indonesia yang mempunyai potensi gempa megathrust beserta ancaman yang bisa terjadi.

BERITA TERKAIT :
BPBD Bogor Parno Megathrust, Camat Lurah Dikasih Warning

Potensi gempa besar tersebut berada di wilayah Sumatera, Jawa, hingga Indonesia bagian timur. Wanita yang akrab disapa Rahma ini menyebut gempa besar juga bisa terjadi kapan saja terlebih di wilayah seismic gap.

Seismic gap adalah wilayah yang terlihat kosong tetapi sebenarnya masih berpotensi terkena gempa hingga tsunami. Berdasarkan peta gempa 2017 (sedang disempurnakan tahun ini), lokasi megathrust umumnya terletak di sisi barat Sumatera hingga selatan Jawa.

"Bidang megathrust ini seukuran Pulau Jawa. Bayangkan jika bergerak 20 meter secara serentak, goncangannya akan sangat besar," kata Rahma, dikutip dari laman BRIN, Senin (2/9/2024).

Rahma kemudian menjelaskan ada dua jenis ancaman dari gempa megathrust, yakni ancaman primer dan sekunder. Keduanya harus diwaspadai oleh masyarakat.

"Ancaman dari megathrust terbagi menjadi ancaman primer seperti goncangan gempa permukaan dan surface rupture. Kemudian ada ancaman sekunder seperti tsunami, longsor, likuifaksi, dan kebakaran," ujarnya.

Secara harfiah, Rahma menjelaskan bahwa megathrust artinya patahan naik yang sangat besar. Wilayah yang luas dan berada di atas ring of fire sangat rentan terhadap megathrust.

Di Indonesia, megathrust terbentang sepanjang 1.000 km di selatan Jawa. Wilayah megathrust tersebut mempunyai kedalaman sekitar 60 km.

Megathrust di selatan Jawa terus mengakumulasi energinya yang siap dilepas kapan saja. Bidang megathrust di sana mempunyai lebar 200 km.

"Di bawah Pulau Jawa, terdapat lempeng samudera Indo-Australia yang menghujam ke bawah selatan Jawa, sedangkan di atasnya ada lempeng kontinental. Pertemuan antara lempeng samudra dan lempeng kontinental inilah yang disebut bidang megathrust," ungkap Rahma.

Peneliti lulusan S3 Nagoya University ini mengimbau masyarakat untuk memahami mitigasi dan adaptasi terhadap potensi gempa megathrust. Menurutnya harus ada kesinambungan antara kebijakan dan riset untuk membangun mitigasi.

"Gempa megathrust pertama kali menjadi perhatian utama pada 2011, dengan semakin banyak riset yang dilakukan dan penerapan hasil riset yang berkembang," papar Rahma.

Rahma menjelaskan ada hal yang bisa dan tidak bisa dikontrol dalam sebuah bencana. Hal yang tak bisa dikontrol contohnya pergerakan bumi dan pertumbuhan penduduk.

"Kerentanan ini berhubungan dengan eksposur atau pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko bencana dari potensi megathrust, kapasitas adaptasi penduduk harus ditingkatkan. Jika hal ini tidak ditingkatkan, sementara kita sudah tahu akan adanya bencana tetapi tidak mengambil tindakan apa-apa, maka kapasitas kita rendah, dan ini akan meningkatkan risiko bencana," jelasnya.

Setelah potensi megathrust telah diketahui oleh masyarakat, menurut Rahma kita perlu meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap bencana ini. Masyarakat juga harus siap berdampingan dengannya.

"Kita bisa hidup berdampingan dengan fenomena megathrust, dan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti. Kita memang harus hidup bersama dengan megathrust, apalagi kita berada di negara kepulauan," pungkasnya.