Selasa,  17 September 2024

Jumlah Orang Kaya Baru Turun, BPS Sebut Dampak Corona 

RN/NS
Jumlah Orang Kaya Baru Turun, BPS Sebut Dampak Corona 

RN - Jumlah kelas menengah di Indonesia anjlok. Hal ini disebabkan karena dampak corona yang menghantam dunia.

Kelas menengah sering dicap sebagai orang kaya baru alias OKB. Anjloknya jumlah OKB menyebabkan menurunya daya beli masyarakat.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 47,85 juta orang pada 2024, turun dibandingkan 2023 yang mencapai 48,27 juta orang.

BERITA TERKAIT :
BCA, Tempat Orang Tajir Di Indonesia Untuk Simpan Duit

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar mengatakan penyebab utama turunnya kelas menengah tahun ini adalah pandemi Covid-19. Tercermin dari data yang dimiliki, penurunan jumlah penduduk kelas menengah berkurang sejak 2019.

Menurutnya, efek pandemi pada 2020 lalu masih terasa sampai saat ini, terutama kepada perekonomian. Masyarakat kelas menengah pun turut merasakan dampaknya.

"Kan tadi sudah dilihat dari 2014 ke 2019 kan naik (kelas menengah) dari 41 persen jadi 53 persen. Setelah pandemi, dia turun bertahap, itu yang saya tadi bilang, ada long covid buat perekonomian," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (30/8).

Berdasarkan data BPS, pada 2019 jumlah penduduk kelas menengah sebanyak 57,33 juta orang, turun menjadi 53,83 pada 2021. Lanjut pada 2022 juta turun menjadi 49,51 juta.

Senada, jumlah penduduk kelas atas juga turun dari 1,26 juta di 2023 menjadi 1,07 juta pada 2024. Artinya, kelas menengah yang hilang turun kelas bukan naik kelas.

Menurutnya, jumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah atau aspiring middle class yang naik menjadi 137,50 juta di 2024 dari 136,92 juta pada 2023.

"Kelas menengah turunnya ke aspiring middle class, makanya tadi kan aspiring middle class-nya naik," jelasnya.

Amalia berharap dengan berbagai langkah yang ditempuh masyarakat, efek panjang covid-19 bisa segera berakhir. Sehingga kelas menengah bisa kembali naik.

"Jadi tentunya efek ini semoga tidak berjalan lama. Jika kebijakan akan terus dilakukan oleh pemerintah bisa pulih seperti sebelum pandemi," pungkasnya.