Jumat,  22 November 2024

Masjid Bersejarah Lebanon Berusia 100 Tahun Hancur Dibom Israel 

RN/NS
Masjid Bersejarah Lebanon Berusia 100 Tahun Hancur Dibom Israel 
Serangan Israel ke Lebanon.

RN - Serangan udara Israel makin menggila. Dunia internasional terkesan diam dengan aksi ugal-ugalan Yahudi tersebut.

Sebuah masjid berusia 100 tahun di wilayah Lebanon bagian selatan, saat pertempuran sengit berlangsung antara militer Tel Aviv dan kelompok Hizbullah. Gempuran militer Israel itu disebut "menghancurkan sepenuhnya" masjid tersebut.

Serangan ini terjadi saat militer Tel Aviv semakin mengintensifkan pengeboman di Lebanon, terutama di bagian selatan yang menjadi area operasional Hizbullah.

BERITA TERKAIT :
Israel Bom Rusun Di Gaza, Ratusan Mayat Bergelimpangan 
Viral, Mia Khalifa Sebut Tentara AS Yang Bela Israel Kena Gangguan Mental

"Sekitar pukul 03.45 waktu setempat, pesawat musuh melancarkan serangan udara yang menargetkan sebuah masjid tua di pusat desa Kfar Tibnit, menghancurkan sepenuhnya masjid itu," sebut kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), dalam laporannya seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

Kepala desa Kfar Tibnit, Fuad Yassin, menuturkan kepada AFP bahwa desanya telah kehilangan tempat tercinta yang bisa menyatukan masyarakat. Desa Kfar Tibnit diketahui hanya berjarak delapan kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel.

"Ini adalah tempat yang penting karena keluarga-keluarga biasa berkumpul di alun-alun di sebelah masjid pada acara-acara khusus," tutur Yassin dalam pernyataannya.

Yassin menyebut masjid di desanya yang hancur akibat serangan udara Israel itu berusia setidaknya 100 tahun.

Sejak 23 September, militer Israel terus meningkatkan serangannya terhadap wilayah Lebanon bagian selatan dan bagian timur, juga di pinggiran selatan Beirut, dengan mengklaim menargetkan markas dan posisi pasukan Hizbullah.

Tel Aviv juga melancarkan operasi darat di Lebanon bagian selatan. Menurut penghitungan AFP yang didasarkan pada data otoritas Beirut, operasi pengeboman intensif Israel telah menewaskan lebih dari 1.260 orang di wilayah Lebanon dan memaksa lebih dari satu juta orang lainnya mengungsi.