RN - November hingga Desember 2024 bakal menjadi bulan rawan bencana. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan dini potensi curah hujan tinggi dan banjir.
Yang rawan adalah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Warga Bogor dan Sukabumi diminta waspada akan datangnya banjir hingga tanah longsor.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam keterangan tertulisnya, meminta masyarakat mewaspadai dan siaga menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi, termasuk ancaman banjir.
BERITA TERKAIT :Sukabumi Makin Mencekam, 5 Tewas & 4 Warga Hilang Keseret Arus Banjir
Sukabumi Dikepung Bencana, Waspada Banjir Dan Tanah Longsor Susulan?
"Pemerintah Daerah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan. Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan. Adanya fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen sampai awal 2025. Situasi ini juga berpotensi meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita, Rabu (6/11).
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan saat ini sejumlah wilayah Indonesia khususnya di Sumatera, sebagian Kalimantan dan sebagian Jawa bagian tengah hingga barat telah memasuki musim hujan. Sementara itu wilayah Pulau Jawa lainnya diprediksi akan memasuki musim hujan pada dasarian II November 2024.
"Baru saja masuk musim penghujan, tapi beberapa kejadian bencana hidrometeorologi sudah terjadi seperti banjir dan tanah longsor yang terjadi di Bogor dan Sukabumi Jawa Barat. Karenanya, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait untuk waspada, jangan lengah," kata Guswanto.
Guswanto memaparkan, berdasarkan hasil analisa mingguan BMKG, terdapat potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir atau angin kencang selama sepekan ke depan, yakni mulai 7 - 12 November 2024.
BMKG, dalam unggahannya di Instagram, mengungkap ada sejumlah daerah yang berpotensi mengalami curah hujan tinggi yang diikuti potensi banjir.
"Untuk periode awal November 2024, beberapa wilayah di Jawa Barat dan Banten diprediksi memiliki potensi curah hujan tinggi kategori Awas, sehingga wilayah tersebut diprediksi memiliki potensi banjir dengan kategori Tinggi bersama wilayah Jawa November," demikian keterangan BMKG, dikutip Rabu (6/11).
"Sedangkan untuk bulan November 2024, sejumlah wilayah terutama di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah diprediksi memiliki potensi banjir kategori Tinggi," lanjut keterangan tersebut.
Laporan tersebut berlaku untuk dasarian I November atau 10 hari pertama bulan ini. Klasifikasi peringatan curah hujan tinggi dibagi dengan status 'Waspada', 'Siaga', dan 'Awas'. Berikut wilayahnya:
Status Waspada: Sebagian kabupaten/kota di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan.
Status Siaga: Beberapa kabupaten/kota di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan.
BMKG mengungkap fenomena iklim La Nina sudah aktif, meskipun berstatus lemah, di Indonesia. Fenomena iklim ini punya pengaruh signifikan terhadap kondisi cuaca di Tanah Air.
La Nina dan El Nino merupakan bagian dari El Nino-Southern Oscillation (ENSO), yang adalah pola iklim berulang yang melibatkan perubahan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur.
Jika suhunya lebih besar atau sama dengan +0,5 derajat Celsius, El Nino dinyatakan muncul. Jika kurang dari atau sama dengan -0,5 derajat Celsius, giliran La Nina bangkit. Di antara angka-angka itu, ENSO statusnya netral.
Hingga akhir Oktober kemarin, pemantauan terhadap suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan kecenderungan yang terus mendingin, dengan indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sudah melewati ambang batas La Nina, yakni -0,59.
Kondisi La Nina yang berstatus lemah ini akan bertahan setidaknya sampai dengan Maret 2025.
Selama fenomena La Nina, ada sejumlah bencana yang berpotensi terjadi. Secara umum bencana-bencana tersebut berkaitan erat dengan hidrometeorologi.
Dengan peningkatan curah hujan saat La Nina, kemungkinan bencana yang dapat terjadi adalah banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis.