.png)
RN - Ucapan Prabowo Subianto soal birokrasi jelimet dan lama memang benar. Para pengembang mengeluh soal pengurusan sartifikat.
Lama mengurus sartifikat membuat pengembang terkendala dalam menjalankan proyeknya. Bukan hanya lama, aksi pungli juga kerapa terjadi.
Di depan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruara Sirait (Ara), para pengembang curhat.
BERITA TERKAIT :Jakarta Banyak Pungli, Polda Metro Minta Masyarakat Lapor ke 110
Mereka mengungkapkan bahwa selama ini urus sertifikat membutuhkan waktu yang lama dan masih banyak pungutan liar.
Hal itu disampaikan dalam acara diskusi bertema Program 3 Juta Rumah Gotong Royong Membangun Rumah Untuk Rakyat. Acara yang digelar oleh BTN itu dihadiri juga oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid dan Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu.
Sementara itu yang menjadi peserta diskusi ini adalah ratusan pengembang dari berbagai daerah. Mulai dari pengembang besar hingga pengembang rumah subsidi juga turut hadir.
Ara bertanya kepada pengembang bagaimana pengalaman urus sertifikat saat ini. "Selama ini pecah sertifikat lama gak?" tanya Ara.
"Lama," jawab para pengembang dengan kompak.
"Ada pungli nggak? Jujur aja," tanya Ara.
"Ada," seru para pengembang dengan suara jauh lebih keras.
Menurut Ara waktu yang lama dan adanya pungli itulah yang membuat harga jual rumah semakin mahal. Sebab biaya-biaya itu ujungnya dibebankan ke konsumen.
"Kalau punglinya dihilangkan seneng nggak? Kalau pungli atau urus sertifikat lama kan pasti dibebanin ke konsumen, mana mau kalian rugi kan," tuturnya.
