RN - Debat Pilkada Jawa Barat (Jabar) dalam pemilihan gubernur atau pilgub disusupi judi online. Suara bising tayangan iklan promo judi online atau judol viral.
Ketua KPU Jabar, Ummi Wahyuni tak menampik ada beberapa keluhan dari empat paslon, sebab debat tersebut dirasa memiliki durasi yang terlalu singkat dan waktu selesai debat yang lebih lama dari perkiraan. Ummi mengatakan, hal tersebut akan jadi evaluasi.
Meskipun demikian, dia mengatakan gelaran debat perdana yang berlangsung pada Senin (11/11) malam lalu cukup lancar.
BERITA TERKAIT :Beking Judi Online, Pegawai Komdigi Beli Jam Rp 2,6 Miliar
Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia mengakui kendala tersebut akan jadi catatan pada debat selanjutnya.
Dalam debat yang disiarkan langsung pada akun YouTube KPU Jabar tersebut, juga sempat disusupi komentar promo judi online. Hedi mengatakan ke depan akan koordinasi meminta rekomendasi dari instansi terkait.
"Kemudian soal kolom komentar itu nanti bahan evaluasi kita, kita akan koordinasi dengan instansi lain yang berwenang menangani hal itu. Misalkan dengan Diskominfo seperti apa penanganannya dan analisis ke depan. Yang pasti, apa yang terjadi pada debat pertama ini, baik kendala teknis dan non-teknis, itu menjadi bahan evaluasi kita," ucap Hedi dikutip dari detikJabar, Selasa (12/11).
Hedi mengatakan dalam pelaksanaan debat perdana, KPU dan tim perumus telah melakukan antisipasi terbaik untuk mencegah adanya kericuhan.
"Kita sudah menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan, misalkan kericuhan anta paslon karena pendukungnya tersinggung dengan pernyataan paslon lainnya. Nah itu kita sengaja pas antar tanya jawab paslon itu kita sesuaikan dengan tema," ucap dia.
Sementara itu Ummi mengatakan pihaknya memahami kendala teknis yang terjadi, sehingga bakal menjadi bahan evaluasi untuk gelaran mendatang.
"Terkait dengan waktu, kami menyerahkan kepada teman-teman pihak pelaksana. Karena ternyata memang membutuhkan waktu untuk meredam (suara) ketika di atas. Karena ternyata suara tidak terdengar ketika di atas. Sehingga memang ada butuh waktu untuk perkondisian," ucap Ummi.
"Dan, kami sangat memahami terkait dengan kendala teknis. Ini jadi sebuah perbaikan nanti untuk debat yang kedua dan ketiga. Semua masukan juga nanti akan kami sampaikan," sambungnya.
Dalam debat, suara terdengar jelas pada siaran langsung di TV dan YouTube. Namun pada arena debat secara offline, suara dari panggung terdengar menggema dan hanya terdengar dari speaker depan panggung.
Sementara suara riuh para pendukung masing-masing paslon pun saling beradu, membuat para paslon sempat kesulitan mendengar dengan jelas suara satu sama lain. Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar, Hedi Ardia mengakui kendala tersebut akan jadi catatan pada debat selanjutnya.
"Ya, itu bagian dari nanti yang kita evaluasi, apakah itu bisa kita atasi nanti ke depannya seperti apa ya. Mudah-mudahan jauh lebih baik lagi. Makanya kendala di dalam sini aja, tapi kalau untuk live di TV kan normal, bagus ya," kata Hedi.
"Lalu soal waktu ya. Pada saat moderator bertanya kepada paslon, itu 45 detik. Total kita itu habis hampir 3 jam. Kebayang kalau kita nambah waktu lagi. Kita ukur tingkat konsentrasi masyarakat itu lebih dari 2 jam, itu pasti mereka bosan," lanjut dia.