RN - Malam tahun baru di Jakarta diancam hujan deras. Bahkan ancaman banjir juga menghantui Jakarta.
Untuk menghadang banjir, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan modifikasi cuaca diterapkan selama periode Natal 2024 dan tahun baru 2025. Operasi modifikasi cuaca (OMC) tahap ketiga diterapkan sejak 24-31 Desember 2024 mendatang.
Pemprov DKI Jakarta telah menganggarkan dana sekitar Rp4 miliar untuk modifikasi buatan atau hujan buatan.
"Dua operasi modifikasi cuaca sebelumnya berhasil mengurangi intensitas hujan di Jakarta hingga 20 persen. Operasi ketiga akan dilakukan pada 24-31 Desember 2024 untuk meminimalkan risiko banjir," kata Teguh dalam keterangan tertulis, Selasa (24/12/2024).
391 Ribu Kendaraan Mudik, Jakarta Tetap Macet
Tarif Baru PAM Jaya, Emak-Emak: Tarif Baru Masih Terjangkau
Teguh menyampaikan upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di penghujung tahun. Selain menerapkan modifikasi cuaca, Teguh memastikan pihaknya turut menyiapkan infrastruktur penanganan banjir memadai.
"Jadi teknologi modifikasi cuaca kita lakukan tanpa mengurangi, tanpa mengabaikan kesiapan infrastruktur terkait banjir. Terkait juga masalah SDM serta Sarpras. Itu tetap jadi fokus, tapi kita lakukan tambahan dengan TMC," jelasnya.
Teguh juga mencermati prediksi musim hujan BMKG hingga Februari 2025 mendatang. Untuk itu, Pemprov Jakarta bakal melakukan penyesuaian penanganan.
"Bagaimana kalau kemudian hujan Januari, karena prediksi BMKG hujan akan sampai Januari bahkan Februari? Kami siapkan. Nanti melihat potensi yang harus kita lakukan modifikasi cuaca, kami akan lakukan," terangnya.
"Tapi kalau memang kondisi awan relatif tidak berakibat hujan lebat, kami tidak akan lakukan. Karenanya koordinasi dengan BMKG akan dilakukan lebih intens lagi," tambahnya.
Terkait pelaksanaan modifikasi cuaca tahap ketiga, Sekretaris BPBD DKI Jakarta Maruli Sijabat menjelaskan pihaknya telah menggelar rapat bersama pihak terkait untuk menentukan waktu operasi modifikasi cuaca. Berdasarkan hasil rapat bersama BMKG dan BNPB, terpantau pertumbuhan awan di Jakarta untuk periode 20-24 Desember relatif rendah, sehingga modifikasi cuaca belum diterapkan selama periode tersebut.